Pembelajaran Model Sosial: Anak-anak belajar banyak dari pengamatan dan peniruan perilaku orang tua mereka. Jika orang tua menunjukkan keterampilan sosial yang baik, seperti berkomunikasi secara efektif, mengelola stres, dan mengekspresikan emosi secara sehat, anak-anak cenderung meniru perilaku tersebut.
Pendekatan Pengasuhan: Gaya pengasuhan, apakah otoritatif, otoriter, permisif, atau mengabaikan, memiliki dampak langsung pada perkembangan emosional anak. Misalnya, gaya pengasuhan otoritatif yang mendukung dan penuh perhatian mendorong anak-anak untuk lebih mampu mengatur emosi dan membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain.
---
2. Lingkungan Sekolah dan Teman Sebaya
Lingkungan sekolah adalah tempat di mana anak-anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya dan mengembangkan keterampilan sosial yang lebih kompleks.
Interaksi dengan Teman Sebaya: Sekolah memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar bekerja sama, berbagi, dan bernegosiasi. Anak-anak yang memiliki teman dekat biasanya menunjukkan perkembangan emosional yang lebih baik dan lebih mampu menangani konflik sosial.
Pengaruh Teman Sebaya: Teman sebaya dapat berperan dalam pembentukan identitas sosial dan emosi anak. Anak yang memiliki teman yang mendukung cenderung lebih percaya diri dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Sebaliknya, perundungan atau pengucilan sosial dapat menurunkan rasa percaya diri anak dan memengaruhi kesejahteraan emosional mereka.
Dukungan Sosial: Guru, konselor sekolah, dan teman sebaya yang menunjukkan empati dan dukungan dapat membantu anak mengatasi tantangan emosional dan sosial yang mereka hadapi.
---
3. Lingkungan Sosial yang Lebih Luas
Selain keluarga dan teman sebaya, lingkungan sosial yang lebih luas, seperti komunitas, media, dan kebijakan sosial, juga memainkan peran besar dalam perkembangan sosial-emosional.