(Sumber : https://tirto.id/mengenal-sosok-firaun-yang-disebut-jokowi-di-pidato-hari-ini-gN7m )
Isu PKI
Ujaran kebencian rupanya tak hanya disebarkan melalui media sosial. Buku pun bisa menjadi saluran untuk menyebar fakta bohong serta propaganda.
Hal tersebut dilakukan Bambang Tri Mulyono, penulis buku 'Jokowi Undercover'. Di dalam buku tersebut, Bambang menulis sejumlah fakta palsu yang dipenuhi ujaran kebencian pada Presiden Joko Widodo dan keluarganya. Buku ini rupanya mulai ditulis Bambang sejak tahun 2014.
Salah satu hal yang dia muat dalam bukunya antara lain menyebut Desa Giriroto, Boyolali, sebagai basis Partai Komunis Indonesia (PKI) terkuat se-Indonesia, padahal PKI telah dibubarkan sejak 1966. Fakta yang ditulis Bambang terlihat seolah-olah nyata, meski dokumen pendukung tulisannya tak dapat dipertanggungjawabkan.
Bambang kemudian ditangkap Tim Cyber Bareskrim Mabes Polri pada 31 Desember 2016. Pada tanggal 29 Mei 2017, Bambang divonis 3 tahun penjara dalam sidang di Pengadilan Negeri Blora, Jawa Tengah.
(Sumber : https://kumparan.com/kumparannews/10-kasus-hate-speech-yang-menyerang-presiden-jokowi-dan-keluarganya/2 )
Disebut si plonga plongo
Saat ibu Jokowi meninggal di tahun 2020, saya membaca beberapa ujaran kebencian yang ditujukan pada Jokowi. Ujaran tersebut berbunyi "Telah meninggal ibunya si planga-plongo terkena virus corona. Mudah2an si plongo nyusul ibunya. Amin."
Lalu ada beberapa akun lain yang menuliskan rasa syukur karena malaikat telah mencabut nyawa ibu Bapak Jokowi. Mereka berharap Jokowi segera menyusul.
Kejam dan kasar. Dua kata yang terlintas di pikiran kala membaca tulisan-tulisan tersebut. Entah bagaimana cara berpikir oknum-oknum tersebut, sehingga bisa menghasilkan doa sedemikian rupa dalam duka.