Keesokan harinya aku berangkat sekolah. Aku masih marah kepada orang tuaku. Aku merasa dikhianati oleh keluargaku sendiri. Jarang sekali aku seperti ini. Tapi saat ini aku benar-benar kecewa. Masa aku bertemu Abang disangka berbohong.
Aku tidak berjalan ke arah sekolah. Aku melarikan diri. Aku kesal dan marah. Hari itu, aku tidak peduli. Aku hanya sangat kesal. Ya, aku memutuskan pergi ke Bali, pantainya sangat indah. Aku berharap dapat bertemu Abang di sana. Nyatanya, orang tuaku tidak berbohong. Bertahun-tahun aku tidak bisa menemukan Abang.
-
HAHHH HAHHH
Kenapa aku bermimpi itu?
Matahari pagi menyinari kamarku. Sekujur tubuhku berkeringat. Perasaanku tidak enak.
Ting tong ting tong
Bel berbunyi. Aku langsung mengecek siapakah yang datang.
Seketika, tubuhku membeku. Ternyata Mama dan Papa yang datang. Mereka masih terlihat seperti terakhir bertemu. Perasaanku campur aduk. Aku ingat terakhir kali mereka memarahiku. Tiba-tiba Mama memelukku erat. Pelukan yang hampa. Aku tidak bisa merasakan kehangatan yang biasa aku dapat saat kecil. Papa hanya tersenyum sendu melihat aku dan Mama.Â
"Kok kalian bisa tau rumah Dika?" tanyaku setelah mengajak mereka masuk.
"Mama dan Papa sudah mencarimu kemana-mana... Akhirnya ketemu juga. Papa kangen Dika...." jawab Papa dengan tatapan sedih.