"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS. al-Hujurat: 13)
      Ayat ini menegaskan bahwa di sisi Allah Swt, kedudukan manusia, dari suku bangsa manapun, berjenis kelamin apapun, pada dasarnya adalah setara, yang membedakan kedudukan manusia di sisi Allah adalah hanyalah kualitas ketaqwaannya. ayat ini merupakan konsep kesetaraan paling final dalam Islam. Artinya, relaitas perbedaan dalam kehidupan, seperti penguasa dan rakyat jelata, miskin dan kaya, laki dan perempuan, warna kulit, suku bangsa, bahasa dll. bukanlah ukuran yang sah menjadi dalih perlakuan membeda-bedakan manusia . Ayat ini mengajarkan ukuran yang sah untuk dijadikan pembedaan perlakuan seseorang bukanlah faktor perbedaan "identitas", melainkan faktor kualitas yang dimiliki seseorang.
      Kesederajatan manusia dihadapan tuhan juga disebutkan dalam ayat-ayat berikut:
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar".(QS. al-Hujurat: 35)
"Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (QS. Ali Imran: 195)
"Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab". (QS, Ghafir: 40)
      Sementara itu, pernyataan paling eksplisit lainnya mengenai kesetaraan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan dinyatakan dalam al-Quran sebagaimana berikut:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. an-Nahl: 97)
      Doktrin egalitarisme (al-musawah) yang merupakan inti dari beberapa ayat di atas telah dipertegas oleh sabda sabda nabi:
"Wahai para manusia. ingatlah bahwa tuhan kalian semua itu satu serta ayah kalian itu satu. ingatlah tidak ada keutamaan bagi bangsa Arab atas non Arab dan tidak ada keutamaan bagi non Arab atas bangsa Arab. tidak pula kulit merah atas kulit hitam, dan tidak kulit hitam atas kulit merah kecuali dengan taqwa". (HR. Ahmad)
"Sesungguhnya allah tidak melihat pada wajah kalian dan harta kalian, tetapi Allah melihat pada hati dan amal kalian". (HR. Muslim)