Mohon tunggu...
AmYu Sulistyo
AmYu Sulistyo Mohon Tunggu... Mahasiswa -

@amyu12 || Ambar Sulistyo Ayu || Seorang Calon Perencana yang Real akan merealisasikan rencana membuat Kota Impian dunia || T.PWK Undip 2012 || Project taker

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tunjuk Satu Bintang

19 Februari 2014   03:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayo dek dimakan." Kata ibu Sinta sambil kembali masuk ke dalam, aku menegak sirup orson yang ada di depanku, Sinta kemudian duduk di sebelahku.

"Enak, makasih ya Sin." Kataku sambil tersenyum, Sinta membalas balik dengan tersenyum.

"Lho dalam rangka apa dek datang ke rumah Sinta, jarang-jarang ada yang main ke sini lho." Kata wanita berusia kuliahan itu ke aku.

"Mbak, nanti dulu aja ditanyainnya." Kata Sinta.

"Oh ya perkenalkan, saya tantenya Sinta, tapi dia selalu ngeyel manggil saya mbak terus."

"Nanti aja mbak."

"Ih, ga mau diganggu ya kasmarannya."

"Ga nganggu kog mbak, santai aja." Kataku menanggapi agar suasana mencair.

Tante Sinta ini ternyata bernama Sari, asalnya dari desa, di sini ikut ibu Sinta untuk kuliah, kebetulan Mbak Sari mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Jakarta.

"Jarang-jarang lho memang ada yang main ke rumah Sinta, biasanya jarang sekali. Ada aja biasanya Cewek. Ini baru sekali ada cowok yang dateng ke sini." Ibu Sinta mulai nimbrung dipembicaraan kami. Akupun banyak sekali ditanyai, mulai dari berapa bersaudara, pekerjaan ayahku, dan banyak sekali yang mereka tanyakan.

"Ohya, bapak mana bu?" Tanyaku ke Ibu Sinta. Semuanya tiba-tiba terdiam, aku hampir menyimpukan bahwa Sinta sebenarnya Yatim, namun Ibu Sinta langsung menyahut memecah keheningan "Ohya, dek Hamid belum ketemu bapak, sini salaman sama bapak dulu." Aku kemudian mengikuti ibu Sinta, ternyata bapak Sinta sedang duduk di kasur dengan selimut terbalut di kakinya, di sebelah kasur itu ada kursi roda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun