Â
Â
Materi Ajar Dakwah Era Civil Society 5.0 Â
Â
Era Society 5.0 dalam dunia pendidikan menekankan pada pendidikan karakter, moral, dan keteladanan. Hal ini dikarenakan ilmu yang dimiliki dapat digantikan oleh teknologi sedangkan penerapan soft skill maupun hard skill yang dimiliki tiap peserta didik (jamaah) tidak dapat digantikan oleh teknologi. Dalam hal ini diperlukan kesiapan dalam hal pendidikan berbasis kompetensi, pemahaman dan pemanfaatan IoT (Internet of Things), pemanfaatan virtual atau augmented reality dan penggunaan serta pemanfaatan AI (Artifical Intelligence). Di sinilah letak kolaborasi antara guru (ulama) dan siswa (jamaah) dalam proses pembelajaran. Dengan proses kolaborasi ini diharapkan mampu mengakhiri kemarau panjang sistem pembelajaran yang selama ini masih teacher-(ustaz) sentris.
Â
Sekalipun model pembelajaran era society 5.0 bukan teacher (ustaz) sentries, namun fungsi guru (ulama) tetap menjadi fungsi utama sebagai penggerak konsep kolaborasi tersebut. Maka ada tiga hal yang harus dimanfaatkan oleh guru (ulama) di era society 5.0 seperti yang telah dijelaskan di atas diantaranya Internet of Things pada dunia pendidikan (IoT), Virtual/Augmented Reality dalam dunia pendidikan, Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) yang bisa digunakan untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik tentunya. Selain ketiga hal tersebut, guru juga harus memiliki kecakapan dan memiliki kemampuan leadership, digital literacy, communication, entrepreneurship, dan problem solving.
Â
Semua kriteria dan kompetensi yang disebutkan di atas menjadi tantangan bagi guru-guru (ulama) kita dan pemerintah untuk menyiapkan secara matang, sistematik dan terukur terhadap pola pembelajaran (pengajian) masa depan yang ramah dan relevan dengan era society 5.0.[8]
Â
Materi dakwah era Civil Society 5.0 Â berupa penguatan pendidikan karakter merupakan tradisi pengajaran warisan leluhur para orang tua dan ulama kita terdahulu. Warisan wisdom tersebut dapat kita temukan dalam bentuk nilai-nilai yang secara turun menurun kita dapatkan melalui petuah para orang tua dan ulama. Materi dakwah berupa warisan budaya leluhur kita yang beririsan dengan syariat perlu dipertimbangkan menjadi alternatif di era Civil Society 5.0 . Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, K.H. M. Yusuf Hasyim (1929-2007), bertutur, "Apabila kamu sudah terjun di masyarakat, maka jangan sekali-kali kamu mengandalkan kepandaianmu, sebab suatu saat akan datang orang yang lebih pandai daripada kamu. Jangan pula kamu mengandalkan hartamu, sebab suatu saat akan datang orang yang lebih kaya daripada kamu. Tetapi andalkanlah kepercayaan masyarakat yang telah diberikan kepada kamu."[9]