Mohon tunggu...
Hisan Amira
Hisan Amira Mohon Tunggu... Dokter umum -

Menulis hanya perlu kejujuran. Tidak perlu berpikir orang lain suka atau tidak. Saat kau berhenti menulis, mungkin ada yang sedang disembunyikan dalam dirimu. Selamat menulis! :D

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Desember

8 Juli 2015   22:55 Diperbarui: 8 Juli 2015   22:55 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Eh tunggu duluuuu”

“Kamu kapana merit sama Kurung?”

“Oh. Ituuu...” Otak Karin menjerit jerit membunyikan sirine minta tolong. Biasanya dia jago masalah ngeles. Tapi untuk masalah satu ini, otak ngelesnya suka mogok kerja.

“Dengerin ya Rin... Kurung itu, kan udah kerja sekarang, apalagi aku denger dia baru aja promosi tuh bulan lalu... kalo aku jadi kamu sih, bakal aku tagih Kurung buat ngelamar aku”

Karin langsung  kehilangan selera sama sekali. Cita cita nya hari ini untuk makan enak gratis benar benar buyar. Kenapa disaat saat seperti ini, saat dia sudah berhasil menghilangkan setengah perasaan nya, ada aja kejadian yang bikin emosi karena harus mendatangkan kembali memori itu.

Memori yang Cuma butuh sedetik saja untuk merusak semua mood nya hari itu.

“Lagian... dia jarang nyamperin kamu ya? Kenapa? ” Ira masih melanjutkan pertanyaannya. Rupanya belum sadar lawan bicaranya udah mau berubah jadi monster godzilla.

Karin diam. Diam. Jantung nya berdegup tidak karuan. Dada nya terasa mau meledak. Lalu dia menjawab dengan nada teratur yang sangat halus sambil tersenyum

“Aku yang larang dia sering sering ksini. Kasian dia cape”

“Eh ra sori, aku pulang dulu ya” Sambungnya lagi sambil berlalu. Tujuannya buat ngambil sup asparagus kesukaannya disudut sana nampaknya harus diganti dengan tujuan pulang kerumah dan menulis blog.  Setelah berbalik arah, mata Karin langsung berkaca kaca. Oh no. Jangan disini, mata... please....nanti aja.

“Rin! Tunggu!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun