Profesional... profesional... ulang Karin dalam hati kaya baca mantra
“Mbak.... makan yang teratur ya... kalo ga, nanti mbak yang saya makan lo” Kata Karin sinis, untungnya ga ada yang sadar. Mereka berdua malah ketawa cekikikan. Gantian Karin yang nyeri ulu hati
RRRrrrrrrr
Ah! Jam 3! Waktunya pulaaaaaaang
Dengan gerakan super gesit a la Karin, dia memasukkan semua barangnya yang berserakan diatas meja. Handphone, charger, novel dee lestari, stetoskop, dan electronic ink nya. Hap hap hap
“Aku pulaaaang” Teriaknya sambil berlalu
“Looooo doook penggantinyaa belum dataaang. Pasiennya masih banyaaaak”
“Looo mbaaak....saya ada kondangaaan jam 4, harus pulaaang” jurus ngarang Karin dengan lancar keluar demi misi melarikan diri diikuti aktivitas kabur menuju vespanya.
“Doook... tapiii tapiii...” Mbak resepsionis tetap menjawab sambil tereak supaya suaranya nyampe ke Karin yang makin jauh
“Tapiiii fee jaga hari ini doookkk...?” Kata mbak resepsionis dengan wajah bahagia, barangkali dokternya khilap tetep pulang. Eits! Jangan kira Karin akan rela meninggalkan hasil jerih payahnya selama 9 jam nongkrong di klinik hari minggu pagi. Tentu saja aktivitas ngebonya harus terganggu untuk menghasilkan hal yang berharga. Dia pun tergesa kembali ke meja resepsionis untuk mengambil amplop putih yang tidak cukup tebal itu.
***