“Aku nebeng dong... kan kita searah”
***
Karin tergeletak di tengah karpet mirip seonggok mayat. Kosong. Lunglai. Pucat. Masih lengkap dengan baju yang tadi siang dipakai jaga 9 jam.
Ia berbicara dengan dirinya sendiri. Seperti biasa.
Hei, Karin. Masih sehat?
Aku minta pertanggungjawaban. Aku sudah melakukan semua yang kamu minta
Sudah. Sudah menyibukkan diri kok. Mulai dari memperpadat jadwal jaga, sampai ikut kegiatan yang sebenarnya ga kepengen pengen banget buat diikutin, seperti seminar tadi. Sudah les gitar. Masuk dapur tiap hari. Sudah nonton Mario teguh sampe bosen. Supaya bisa beralih fokus dari Kurung. Tapi Alan Turing tadi, lagi lagi mengingatkan pada jodoh kita...., yang waktu itu masih Kurung.
Alan Turing saja, menemukan jodohnya. Kenapa kita nggak?
Lalu lama tak ada jawaban...... alam bawah sadar Karin belum bisa jawab.
“Permissiiiii numpang lewat tanteeee”
Didot tiba tiba dipangkukan ke perut Karin. Melodrama Karin buyar