.
.
.
7 tahun lalu, terjadi sebuah tragedi besar, menimpa nasib para Nelayan yang melaut di tengah Samudera lepas ketika malam tiba. 20 nelayan hilang tanpa jejak, tidak ada tanda apapun untuk mengetahui keberadaan mereka, hingga tim SAR dan para penjaga Laut pun lepas untuk mencari keberadaan mereka, namun hasilnya nihil tak ada hasil.Â
Nelayan yang melaut malam itu berjumlah 25, yang selamat hanya 5 orang, salah satunya adalah Toyan. Nasibnya, dari 5 orang yang telah selamat, hanya Toyan lah yang masih berprofesi sebagai Nelayan sampai sekarang, sedangkan ke 4 sisanya beralih profesi, dan memilih keluar dari daerah tersebut.
Semenjak kejadian tersebut, Toyan depresi hingga berbulan-bulan. Ketika itu, Marno sempat sambang ke rumah Toyan. Marno sempat bertanya ke Toyan, apa yang sebenarnya terjadi, namun Toyan hanya terdiam dengan keadaan linglung dan bingung, matanya terbelalak melolong menakutkan seperti hantu Suzanna, sempat terucap satu kali di bibir hitamnya sebuah kata....
"Dia ada, dan akan selalu ada"....
Marno sempat bingung dengan hal tersebut, dia berusaha untuk mengerti dengan apa yang dikatakan Toyan, namun lagi-lagi Marno tidak bisa memahaminya, jika tidak dijelaskan secara gamblang.Â
Semenjak kejadian itu, keadaan Toyan berubah, ibadahnya selalu 5 waktu, kebijaksanaannya dalam berkata terkadang benar, dan tidak bisa diragukan. Toyan seakan-akan tahu, sebelum semua orang tahu, seperti mempunyai sebuah gambaran mengenai masa depan. Namun, Toyan hanya berprasangka, tidak bisa menyatakan sebuah kebenaran.Â
Toyanlah yang selalu menasehati Marno, agar dirinya berubah menjadi sosok yang lebih baik...
Tempo hari, Toyan sempat berujar...