.
.
Hari sudah subuh menjelang fajar, adzan berkumandang dari tadi, sholat subuh pun sudah selesai.
Tiba-tiba siaran dari speaker masjid...
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un... telah meninggal dunia, bapak Toyan............
Sontak, Marno beranjak dari tempat tidurnya, langsung berlari menuju rumah Toyan, banyak orang terdekat sudah berada di rumah gubuk tersebut, dia kaget dan setengah linglung, ingin menangis tetapi tidak bisa, matanya hanya berkaca-kaca melihat sebujung mayat yang ada di depannya. Toyan...... sudah duluan dipanggil Yang Maha Kuasa, tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan meninggal, tidak pula meninggalkan pesan untuk dirinya. Ia pun duduk dengan lesu, sembari melihat jenazah Toyan yang dimandikan, kemudian dishalatkan, dan dikuburkan.
********
7 hari sudah berlalu, semenjak kematian Toyan, Marno cenderung menutup diri, tidak mau berkata apapun, bahkan Istri dan Anaknya pun entah dimana.....
"Ohhh yaaaa..... dimana mereka".. Celetuknya bingung.
Dia baru sadar, mereka menghilang semenjak 7 hari kematian Toyan, Marno pun mencari mereka kemana-mana, namun tidak ketemu. Ia pun cemas, hampir putus asa, karena tidak kunjung ada hasil dalam pencarian tersebut.
Malam Pun tiba, namun mereka juga tidak kunjung datang. Akhirnya, Marno pun mangkrak di warungnya Kang Anhar, sembari mencari-cari keberadaan Anak dan Istrinya.