Mohon tunggu...
Alvin Wahyu Kurnia
Alvin Wahyu Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis untuk Belajar, Bukan Menulis untuk Menggurui

Saya adalah seorang Mahasiswa Universitas Terbuka Semester 4 yang baru mendalami ilmu kepenulisan. Kegiatan sehari-hari kuliah, Pengacara (Pengangguran Banyak Acara), Jualan Desain Vektor bersama Teman, Bersepeda, dan tidak suka bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pantai Selatan akan Tsunami

27 Juli 2021   07:37 Diperbarui: 27 Juli 2021   07:40 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

.

.

7 tahun lalu, terjadi sebuah tragedi besar, menimpa nasib para Nelayan yang melaut di tengah Samudera lepas ketika malam tiba. 20 nelayan hilang tanpa jejak, tidak ada tanda apapun untuk mengetahui keberadaan mereka, hingga tim SAR dan para penjaga Laut pun lepas untuk mencari keberadaan mereka, namun hasilnya nihil tak ada hasil. 

Nelayan yang melaut malam itu berjumlah 25, yang selamat hanya 5 orang, salah satunya adalah Toyan. Nasibnya, dari 5 orang yang telah selamat, hanya Toyan lah yang masih berprofesi sebagai Nelayan sampai sekarang, sedangkan ke 4 sisanya beralih profesi, dan memilih keluar dari daerah tersebut.

Semenjak kejadian tersebut, Toyan depresi hingga berbulan-bulan. Ketika itu, Marno sempat sambang ke rumah Toyan. Marno sempat bertanya ke Toyan, apa yang sebenarnya terjadi, namun Toyan hanya terdiam dengan keadaan linglung dan bingung, matanya terbelalak melolong menakutkan seperti hantu Suzanna, sempat terucap satu kali di bibir hitamnya sebuah kata....

"Dia ada, dan akan selalu ada"....

Marno sempat bingung dengan hal tersebut, dia berusaha untuk mengerti dengan apa yang dikatakan Toyan, namun lagi-lagi Marno tidak bisa memahaminya, jika tidak dijelaskan secara gamblang. 

Semenjak kejadian itu, keadaan Toyan berubah, ibadahnya selalu 5 waktu, kebijaksanaannya dalam berkata terkadang benar, dan tidak bisa diragukan. Toyan seakan-akan tahu, sebelum semua orang tahu, seperti mempunyai sebuah gambaran mengenai masa depan. Namun, Toyan hanya berprasangka, tidak bisa menyatakan sebuah kebenaran. 

Toyanlah yang selalu menasehati Marno, agar dirinya berubah menjadi sosok yang lebih baik...

Tempo hari, Toyan sempat berujar...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun