Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri], Bus Hantu

25 September 2016   23:01 Diperbarui: 25 September 2016   23:44 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berlari menghampiri bis ini dan aku naik nampak beberapa penumpang ke  arah J sudah ada  didalam bis ini. Beberapa penumpang nampak sudah duduk dengan kantuknya masing-masing, bagaimanapun aku maklum hari sabtu hari bahagia bagi pekerja untuk menghabiskan akhir pekan dengan keluarganya, maklum bis ini bukan arah W ke kota J saja tetapi juga awalnya dari arah kota B sehingga aku maklum bila penumpangnya sudah pada lelah dan ketiduran didalam bis ini.

Aku masuk dalam bis yang penuh penumpang tetapi ada yang aneh dalam bis ini aku tidak hiraukan bukankah bis harusnya berbau ampek dan keringat penumpang tetapi in ibis nampaknya wangi dan semerbak aroma bunga aku tepis ini kan bis AC dan aku hanya maunya satu bertemu dengan istri tercintaku di J aku mau memakai bis AC yang sedikit mahal dari non AC aku siap toh aku sudah kantongi uang hampir sebulan menjadi buruh di kota W ini.

Aneh dan aku sedikit tidak biasanya aku dalam bis ini tidak ada canda tawa semua larut dalam kesibukan dan mereka penumpang menghadap kea rah depan tidak ada yang bercanda, aku maklum mungkin mereka pada kelelahan sehabis bekerja seperti aku.

Aku mencoba berakrab-akrab dengan penumpang disebelahku,

“mas mau ke kota J juga?”

“ya” jawabnya singkat  tanpa menoleh sedikitpun kearahku dan aku maklum karena lelah mereka bekerja jadi maklum, didepanku ada sepasang suami istri dengan anak yang di pangkunya menghibur sang anak yang sedikit rewel dan menagis kedua orang tuanya menghibur anak tersebut supaya tidak menangis aku sedih melihat pemandangan ini. Sedikit ke kanan ada ibu-ibu tua yang mengantuk dan tanpa peduli sudah mulai tidur dengan tanpa hiraukan teman disebelahnya, anehnya bis ini seakan halus tanpa ada rasa jalan-jalan yang dilaluinya, aku mengibur diri mungkin in ibis baru dan enak suspensinya, yang aneh lagi ada bau wangi yang menyerbak di dalam bis ini, ini pasti parfum AC aku juga tidak  punya pikiran aneh karena tujuanku hanya satu bertemu istriku di kota J.

Tembang itu masih aku ingat suami istri yang menidurkan anaknya dengan tembang jawa yang membuat orang sedikit terhibur tetapi mengapa mereka mengapa muka anak itu tidak ceria dan rewelnya menjadi sementara penumpang sebelah kiri dan kanannya seakan tidak peduli pada tangisan anak ini aku heran belum heran kenapa lampu bis ini agak suram aku tidak hiraukan karena mungkin disengaja supaya penumpangnya bisa pada istirahat dengan tenang sore ini.

Lamunanku buyar karena seorang kondektur bis mendekati aku dan minta ongkos bis ini .

“ke kota J mas?”

“nggih, ya pak, turun arah  G”

“dua puluh lima ribu mas”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun