“sadarlah sendiri itu alien dan asing” kata hati kecilku
“ini bukan perasaan biru, nafsu tetap bergejolak kan?”
“aku sadari itu nafsu tidak bisa aku hindarkan, dengan”
“dengan apa?”
“dengan positif tingking..” ungkap pikiran warasku dan aku semakin terjepit diantara rindu, cinta dan kadang nafsu yang bergejolak dalam dada ini!
Kadang logika kalah dengan cinta, juga nafsu menglahkan logika dan cinta, karena mahluk pria dan wanita beda pandangan mereka , wanita dengan perasaan hati yang dalam, sedangakan pria visualisme adalah kenyataan, seorang pria bisa teransang bila melihat wanita mulus lewat didepannya, tetapi seorang wanita baru terangsang bila seorang pria tampat berani membuatnya bergairah masuk perasaan hati danmenyerah kalah, aku tidak bisa begini!
Korbankan perasaanmu biru untuk mendapatkan yang kamu senangi dan pelipur laramu, bisik hatiku lagi, tetapi kamu juga harus bisa kendalikan cintamu dengan logika, kata pikrian warasku lagi, entah mengapa nafsu selalu mengipas-kipasi aku dalam onak rasa yang kadang membuat malu sendiri karena yang didambakan hilang dan hanya khayalan belaka.
Kemana hatiku melangkah kau belum tahu, hanya kenangan masa lalu aku heran muncul kembali disaat aku haus kasih sayang almarhum mas harun, aku bukan, mau menghindar tetapi aku tetap tidak bisa menghidarkanya.
#TantanganMenulisNovel100Hari
hari ke 65
CINTA, BUKAN NAFSU (3)