Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Tantangan Menulis Novel 100 hari] Buku Biru 64, 65 dan 66, 67

31 Mei 2016   16:45 Diperbarui: 31 Mei 2016   16:53 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah tantangan yang aku berikan pada mas Harun dan mas ganteng, tetapi apakah ini yang entah mengapa takdirku sekarang begitu membuat hatiku sedih, disinilah aku baru sadar aku mempermainkan takdirku dengan membuat undian yang mengapa kau lakukan saat itu, dan hanya mas Harun yang gentlemen datang malam itu melamarku dan mas ganteng yang aku sayang dan cintai mendadak menghilang bagai tertelan bumi aku begitu sedih dan gembira bercampur aduk aku menerima takdir yang aku buat sendiri, pertanyaan sekarang dalam hatiku yang dalam mas ganteng bisakah aku  suatu saat kita kembalikan cinta kita ini.

“apakah novel ini sebagai jawaban atas tulusnya cintamu padaku mas?”

“ataukah ini penyesalanmu  karena tidak bisa memiliki aku ?”

“ataukah ini sensasimu untuk mengingatkan cinta ini padaku?”

“aku belum tahu mengpa jawaban  ada di novel ini?”

“benarkah waktu itu simbok, ya ibumu sedang sakit dan  akhirnya meninggal dunia disaat mas ganteng mau melamarku?”

Pertanyaan yang selalu aku akui sebagai tamparan detak cinta ini yang abai terhadap ketulusan dalamnya cinta ini padaku kala itu, masa lalu yang tidak munafik aku masih merindukannya. Tentang cinta yang dlam dalam ketidak berdayaan dan penghianatan hati ini aku terpakasa  mengabaikan dan  jujur aku merindukannya hari ini akankah bisa kembali ataukah hanya fatamorgana yang kelak hanya angan belaka aku baru tahu, inilah rindu dan dendam yang lama tersimpan akan muncul kembali, bukan aku menghindari masa lalu dan aku hanya ingin memperbaiki masa lalu inilah yang membuat sulit diri ini.

Novel ini belum juga kelar aku membacanya tetapi nampaknya dalam sekali pantas banyak gadis muda dan ibu muda senang dengan novel ini. Coba kau bolak balikan novel yang nampaknya dlam banget dan inilah yang aku kawaatirkan mengpa tiba-tiba kata cinta berdengung keras dalam hati ini , mengapa?

Jangan pernah menyerah itulah pesan almarhum bapak kala itu, jangan pernah mundur bila itu di anggap benar keputusan yang walau membuat hati dan jiwa sakit tetaplah bertahan dalam keadaan apapun, pesan bapak kala itu memang dalam sekali aku baru teringat dan sungguh membuat aku bangga dalam hati ini.

#‎TantanganMenulisNovel100Hari

HAri ke 67

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun