"Itu maksudnya pajak penghasilan orang yang kaya. Termasuk pajak kekayaan. Jadi pemerintah pajaki orang kaya supaya bisa santuni orang miskin." Doni tak kalah gesit menangkis serangan Tapian. Ia tahu betul kalau Ken, Ommy dan Tapian sejak lama memang menjadi kader partai yang kini belum berhasil alias kalah dalam perhitungan cepat hasil pilpres.
Namun Tapian sepertinya belum terpuaskan. Nada bicaranya masih tetap tinggi. "Betul begitu?" Kamu tahu persis begitu?!"
"Ya, pokoknya pemerintah tidak akan mempersulit rakyatnya." Mar mengiyakan. Maksudnya biar suasana lebih dingin lagi. Tapi muncul lagi sambaran dari Ommy dan Ken.
"Jangan percaya begitu saja! Kita bisa percaya kalau sudah mendengarnya langsung dari paslon yang menang pilpres. Jangan hanya mengumbar janji tapi akan membebankan negara." Seru Ommy lantang. Dalam hati ia bingung juga. Kalau siapkan makan gratis dan lain-lain itu lalu tidak menaikkan pajak-pajak, tidak masuk akal. Atau ...? "Pasti ngutang!" Cetusnya dalam hati.
"Ah, ...ribet! Rumit! ... Â Saya tidak bisa mengerti semua itu!" Teriak Ommy.
"Rumit ... ?! Apa maksudmu?" Ken menyambar.
"Ya pasti ngutang-lah! Kalau pajak naik, bebankan rakyat lagi! Kalau subsidi dihilangkan, rakyat juga yang rugi. Pasti ngutang! Pasti ngutang! Untuk beri makan gratis dan lain-lain!"
Teriakan Ommy mengagetkan semua pengunjung "Randiwu". Setelah kedatangan Ken, Ommy, Tapian dan Mar ke kafe itu disusul Doni, pengunjung lain pun ramai mendatangi Randiwu.
Om Bonny, orang yang biasa nampak tenang dan berDNA riang tak sampai hati menyaksikan semua itu. Perdebatan makin panas. Masing-masing pihak mempertahankan pendapatnya. Sampai cenderung untuk tidak saling dengar lagi. "Mereka amat terpengaruh dengan situasi politik negara akhir-akhir ini." gumamnya dalam hati.
"Sebaiknya kita undang orang yang lebih tahu bicara untuk kita. Kita mendebatkan sesuatu yang kita sendiri tidak terlalu tahu. Bagaimana anak-anak bangsa? Setuju dengan usul om Bonny ini?"
"Om Bonny, ... memang kami tidak terlalu tahu PDB, Tax Ratio, dan lain-lain itu. Tapi secara sederhana saja ... Katanya selama inipun negara sudah punya banyak hutang. Saya dengar hutang pemerintah sampai dengan tahun lalu, 2023, saja sudah sebesar DELAPAN RIBU T lebih. Dan rencana tahun baru ini, 2024 akan ngutang 600 T lagi. Fanstastis!" Â Suara Kensi bergetar.