"Sejauh yang saya dengar, ... Negara hidup dari pajak. Biaya operasional negara ini diambil dari pajak. Ada macam-macam pajak", Mar tak mau kalah.
"Nah itu! Kamu tahu negara ini hidup dari pajak. Berarti pajak bumi dan bangunan pun akan naik. Pajak jalan atau pajak kendaraan pun naik. Jadi justru tidak membantu masyarakat. Malah mencekik masyarakat yang hidupnya masih jauh dari kata cukup!" sergap Tapian.
"Jangan cepat-cepat persalahkan pemerintah. Kita yakin pemerintahan yang baru tidak akan menaikkan pajak sembarangan." Doni yang baru bergabung langsung ikut nimbrung. Sepupu Mar ini sejalan dengan pilihan politik Mar. Dengan pengalamannya pernah bekerja di kantor pajak, Doni mencoba menjelaskan. Tapi dipotong begitu saja oleh Ommy.
"Anda tahu pasti?! ... Pasti? Pemerintah nanti tidak naikkan pajak?"
"Niat baik pemerintah itu harus kita junjung tinggi, sobat", timpal Doni.
"Iya, ... tapi dengan dana begitu besar untuk makan siang gratis dan susu anak sekolah gratis, dari mana uangnya kalau pemerintah tidak naikkan pajak?" Ommy tetap ngotot. Pajak, menurutnya, tentu akan naik.
"Makanya dengar dulu, ..." Doni menaikkan volume suaranya.
"Coba ... coba jelaskan! Kamu yakin, tidak naik?!"
"Dalam urusan pajak itu, ... kita kenal dengan nama Tax Ratio. Itu adalah ukuran kinerja penerimaan pajak dalam suatu negara. Pajak Ratio itu adalah perbandingan antara Total Penerimaan Pajak dengan PDB atau Produk Domestik Bruto suatu negara." Doni menguraikan.
"Apa itu PDB segala macam itu?" Ommy tak sabar.
"Ya, ... dengar dulu. PDB itu total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara, dikurangi nilai barang dan jasa yang digunakan dalam produksi", lanjut Doni.