Sisa pendakian terasa hambar, tantangan fisik yang ada seakan-akan tidak ada artinya ketimbang hati yang hancur. Sahabat-sahabat Wilson dan Jessica pun merasakan ada yang aneh dan berbeda setelah satu malam menginap di Ranu Kumbolo, tetapi mereka tidak ada yang berani bertanya.
Perjalanan pulang pun sangat berbeda, yang ada hanya diam. Mungkin mereka lelah, tetapi hati yang terlihat saling tak mengenal adalah alasan utamanya.
Sesampainya di Stasiun Bogor mereka berpisah, tidak dengan Jessica dan Wilson. Wilson sempat melangkah untuk pulang, tetapi Jessica memanggilnya.
"Wilson."
"Iya?"
"Kamu jahat!" suara Jessica mulai meninggi.
"Iya, maafkan aku."
"Kamu janji gak ninggalin aku, tetapi memutuskan hubungan ini tanpa alasan yang jelas, semua bull shit!"
Wilson hanya bisa terdiam mendengarkan makian Jessica. Ia tahu bahwa dirinya salah, tetapi ia tidak ingin membuat Jessica lebih sedih lagi nantinya. Jessica terus memaki, kali ini sambil menangis, mereka seakan-akan menjadi artis yang sedang shooting film, sekelilingnya memperhatikan.Â
Wilson hanya bisa terdiam, tanpa sepatah katapun.
Makian Jessica terhenti, tetapi tidak dengan tangisannya. Wilson yang sebenarnya sangat sayang dengan Jessica tidak tega melihat hal itu. Tanpa sadar Wilson memeluk Jessica lalu berkata, "maafkan aku Jes. Ini yang terbaik buat kita." kemudian ia beranjak pergi agar tidak memperpanjang tontonan orang-orang.