Mohon tunggu...
Brilliant Dwi I
Brilliant Dwi I Mohon Tunggu... Freelancer - Memuat Opini yang

Mahasiswa Pendidikan UIN Jakarta | Acap membuat komik di Instagram @sampahmasyarakart | Sedang Belajar Menulis | #SalamAlinea

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bung, Sekolah adalah Hutan Rimba!

26 Agustus 2020   23:25 Diperbarui: 27 Agustus 2020   18:52 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi meskipun begitu, saya pernah punya pengalaman mengajar yang sampai dengan sekarang masih membekas di kepala. Itu bikin saya mikir kalok mengajar ternyata gak segampang yang saya lihat.

Seingat saya, hari itu sudah masuk pertengahan bulan ramadan. Saya juga baru semester dua, masih bocah kemarin sore di dunia ajar-mengajar.

Saya kebetulan diminta menjadi fasilitator sekaligus pemateri di sebuah kegiatan yang di selenggarakan oleh salah satu organisasi kepemudaan di Tangerang Selatan.

Sekilas memang tidak ada yang menarik dari kegiatan itu. Mirip dengan kegiatan-kegiatan di bulan ramadan pada umumnya.

Namun, ada satu hal yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk bergabung: Pesertanya anak-anak. Mulai dari bocah TK sampai anak-anak SD yang mulai kenal cinta.

Bekerja dengan anak-anak adalah dunia baru bagi saya. Biasanya, saya diminta untuk menghandle acara yang pesertanya remaja, yang notabene sudah agak bisa diatur.

Tapi kali ini, anak-anak. Kerjaan saya akan jauh lebih berat dan lebih menantang. Setidaknya ada beberapa kesulitan yang saya hadapi selama berpartisipasi dalam kegiatan itu.

Pertama, saya baru tau kalau anak-anak itu lebih sulit diatur dari yang saya pikirkan. Mudah bosan dan petakilan.

Sebagai pengajar, tentu memahami psikologi anak adalah sebuah kewajiban yang harus tuntas. Karena ini ada kaitannya dengan bagaimana perilaku anak di kelas yang kadang lebih random dan susah ditebak macam teka-teki harta karun.

Anak-anak SD, memang sedang menjalani fase eksploratif. Mereka memang sedang gemar-gemarnya mencari tau hal-hal baru di sekitar.

Imajinasi mereka kadang jauh di luar dugaan. Itulah mengapa, ketika belajar, beberapa dari mereka kadang sangat susah untuk fokus dan duduk anteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun