Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Monas Tower

20 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 20 Januari 2022   06:03 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tidak bisa berkata apa-apa, hanya duduuk mematung dan cerita Ani berhenti setelah melihat reaksiku. Kekasihku meninggal dan orang-orang membiarkannya.

Violet   

Sungai itu mengalir sampai ke ujung hulu. Mulutku menganga menahan amarah kepada tanah yang telah menguruk kekasihku bersama-sama unsur hara. Mengapa aku tidak kau ijinkan menemanimu?. Kurasakan wajahku memanas merah. Setelah itu baru kusadari air mataku mengalirdi kedua pipiku.

“Her, aku mencintaimu, entah mengapa aku tidak kuasa mengatakannya di museum itu.namun kini rasa itu hanyalah harapan yang tidak tahu sampai mana ujung pangkalnya. Tapi Her..ijinkan aku menyimpan rasa ini satu atau seraus tahun lamanya ” Ani memelukku sambil terisak-isak. 

Telingaku terasa kedap, terasa angin menutup mata dan telingaku atau mungkin aku tidak mendengar apa-apa lagi. Tiba-tiba pandangan gelap dan sangat gelap.

Sore itu aku dan Ani menuju ke pemakaman, kulihat nisan yang masih segar terbujur disana, makam Hermawan. Tower Monasku telah hilang dari pandangan mataku. 

Bayangkan jika Jakarta tanpa monas atau Paris tanpa Eiffel mungkin takkkan ada lagi orang-orang mendongakkan kepalannya sambil melindungi matanya dengan telapak tangan.

Engkau bagai Monas Tower bagi Jakarta atau bahakan Eiffel bagi Paris yang bisa aku lihat di tengah kerumunan orang-orang.

(Cerpen karya: Ali Maksum di muat di tabloid Dinamika edisi 17-Januari-2007, setelah mengalami berbagai perbaikan.)    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun