Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Monas Tower

20 Januari 2022   06:00 Diperbarui: 20 Januari 2022   06:03 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tersenyum kepada Reno yang berdiri tidak jauh dari kami. Meskipun Hermawan mahasiswa seni UI tapi aku rasa bahasa Inggrisnya lumayan bagus. 

Tapi aku sendiri harus belajar lagi bahasa Indonesia  dan lebih banyak belajar kebudayaan negeri Borobudur ini, setidaknya bangunan itulah yang aku kenal dari Indonesia.

Sejak itulah kami berteman dekat, dia banyak bercrita politik di negeri ini, di menaruh kepercayaan padaku, walaupun aku sendiri dari kedutaan asing, tidak seperti orang Rusia yang selalu menaruh curiga kepada orang asing. Referensi kami dari peristiwa Mei yang mana banyak temman-teman dekatnya banyak menjadi korban penggulingan Soeharto. 

Dia bercerita perjuangan mahasiswa Indonesia menghadapai tank-tank militer angkatan bersenjata. Sampai menduduki gedung MPR/DPR. 

Walaupun aku baru mengenal negeri ini aku bisa merasakan kedukaan di wajahnya dari alur ceritanya yang begitu panjang tentang pejabat pemerintah yabg korup hinngga bergulirnya reformasi.,

“Aku senang dengan adanya reformasi” katanya seakan menguji bahasa nasionalnya dariku.

“Kenapa?”

“Selama 30 tahun lebih kami menjadi negara buta, buta politik dan sudah lama kami di nina bobbokkan akan informasi politik, ya hampir mirip dengan negara bertirai sesudah kami tahu dengan adanya reformasi ternyata keadaan negeri ini begitu memprihatinkan, hutang luar negeri melambung dan berbagai hal setelah tirai itu di buka.

“Benarkah?” tanyaku lagi

“Ya,” Hermawan menjawabnya dengan antusias.

Dengan Hermawan aku semakin akrab bagaikan saudara dekat. Suatu hari aku di ajak ke flatnya dia tinnggal tidak begitu jauh. Aku juga berkenalan dengan ayahnya yang sama sekali tidak bisa bahasa Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun