“Tempo hari waktu aku kesini sama papi aku juga lihat dia disini?” Aku menjawab dengan bahasa Indonesiaku hasil kursus dua minggu.
“Nah pasti kamu nyari dia kan!!” Tebak Reno setengah menggoda. Aku Cuma nyengir tanda mengiyakan, saat pesonanya seperti magnet, menuntun kepalaku untuk berputar kearahnya lagi.
“Udah sana deketin!” ujar Reno mendorongku. It`s now or never. Aku tidak akan membiarkan diriku nanti malam mati karena merasa menyesal dan diliputi penasaran dengan membiarkan dia beridir di hadapanku tanpa tahu namanya. Semeter, dua meter, lebih dekat.....dan....
“Hallo......” dia tersenyum
“Hai,”
“Can you speak English?
“Yes, I can but a little”
“Name?”
“My name? Hermawan, yours?”
“Violet” sambil memperkenalkan nama Indonesiaku aku menawarkan jabat tangan dan dia menyambutnya.
“You are not from around here, where do you....?”