Itulah beberapa penjabaran mengenai konsep loss of adab yang dijabarkan secara detail oleh Prof. Syeid Muhammad Naquib Al-Attas yang diajukan sebagai sebuah solusi bagi terciptanya peradabann manusia yang lebih baik lagi. Pada episode berikutnya, dijelaskan upaya-upaya yang dapat kita wujudkan untuk menjadi manusia beradab.Â
Manusia
      Penulis dapat mengatakan dengan berani bahwa yang membedakan antara manusia dengan mahluk Allah lainnya ialah terletak pada adab. Tidak akan kita pernah temukan mahluk yang dapat menghasilkan kebudayaan dan kemajuan teknologi serta pengetahuan ihwal dari manusia sebagai sebab bahwa ia adalah mahluk beradab. Menurut Mahbub Junadi (2017, hal. 54) ia berpendapat bahwa manusia terdiri atas dua dimensi yaitu jasad dan ruh yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan antara lain yaitu bahwa manusia itu fitrah (potensi-potensi berlaku baik), di samping potensi baik, manusia juga memiliki sifat buruk seperti kikir, bakhil, pembohong, pemarah (potensi nafsu), dan manusia adalah mahluk sosial.
       Kemudian manusia dalam pandangan Islam ialah mahluk ciptaan Allah Subhanahu wata'ala, manusia juga diciptakan untuk hablum min al-nas, dan yang paling penting bahwa manusia adalah mahluk terbatas (Siregar, 2017, hal. 50).
Adab
      Korelasi antara bahasan manusia dengan adab ini sangatlah tepat, sengaja penulis urutkan setelah bahasan mengenai manusia tadi karena hanya manusialah yang teridentifikasi memiliki adab. Lalu dari tadi banyak diutarakan mengenai adab, namun tahukah kita pengertian adab itu sendiri?
      Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adab diartikan yaitu kehalusan budi pekerti, kesopanan, dan akhlak. Pengertian secara etimologi oleh KBBI tersebut mendapat kritikan salah satunya oleh Jihad Wahda (2015, hal. 107) yang menyatakan bahwa pengertian tersebut belum menggunakan perspektif Islam dimana pemaknaannya sebenarnya lebih luas lagi.
      Sedangkan Ibnu Hajar al-Asqalaniy dalam kitabnya Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari yang disitir oleh Syarif Hidayat Busthami (2018, hal. 5) mengartikan adab ialah, "Segala perkara baik ucapan maupun perbuatan yang ditunjukkan dalam amal keseharian, dan sebagian ulama menggambarkan adab adalah diterapkannya akhlak yang mulia."
      Kemudian makna adab lainnya menurut Machfuddin Aladip (dalam Indra Fajar Nurdin, 2015, hal. 167) memiliki arti pengajaran kepada orang lain agar mempunyai budi pekerti yang baik, sehingga orang yang belajar tadi mempunyai budi pekerti yang baik, pendidikan jiwa dan akhlak, dan melatih kedisiplinan.
      Selanjutnya muncul sebuah pertanyaan, seberapa pentingkah adab bagi seseorang dalam kehidupan? Jawaban terbaiknya salah satunya diungkapkan oleh Al-Mikhlad bin Husain yang berpesan kepada Imam Ibnul Mubarak bahwa, "Kita jauh lebih membutuhkan banyaknya adab dibanding banyaknya hadits" (Hanafi, 2017, hal. 69).
Upaya Untuk Menjadi Manusia Beradab