Mohon tunggu...
Damara Puteri S
Damara Puteri S Mohon Tunggu... Penulis - Self healing by writing

Seorang ibu yang suka menulis sebagai sarana mencurahkan isi hati dan kepala.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Selamatkan Diri dari Jurang Quarter Life Crisis!

11 April 2022   15:51 Diperbarui: 13 April 2022   12:42 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, apabila datang suatu hal yang tidak kita duga sebelumnya, maka ikhlaslah. Jiwa akan lebih damai menerima kenyataan. Karena, damainya jiwa membawa kejernihan akal. Dengan akal jernih, perempuan mulai mampu melihat persoalan lebih terang dan jelas.

Hati yang Bersabar

Setelah hati mampu menerima diri seutuhnya dan menerima ketetapan hukum alam yang meniscayakan kenyataan tak selalu sesuai dengan harapan, sikap bijak selanjutnya adalah tegarkan hati untuk tetap teguh pada komitmen atau tujuan yang hendak dicapai. Jika ternyata terdapat kondisi diri yang tak memiliki tujuan yang jelas, maka menentukan tujuan hidup adalah hal yang mendesak untuk dilakukan.

Tujuan hidup adalah sesuatu yang memberikan kebahagiaan. Tidak hanya berupa materi semata. Melainkan juga kebahagiaan yang bersifat non materi seperti kenikmatan menjalani karir, kedamaian saat membantu sesama, kejujuran, dst. Perlu menjadi perhatian di sini adalah jalan mencapai tujuan tidaklah selalu mudah. Semakin tinggi potensi kebahagiaan yang ada pada tujuan, maka akan semakin tinggi juga tingkat kesulitan dan semakin banyak tantangannya.

Maka melatih kesabaran dalam mencapai apa yang dituju adalah salah satu kuncinya. Dunia boleh terbolak-balik. Tapi tidak untuk keteguhan hati dalam berproses meraih kebahagiaan. Bersabar bukan berarti do nothing atau sekedar waiting. Bersabar itu sikap tangguh hati dalam menghadapi berbagai aral melintang dan tetap melangkah ke arah tujuan.

Saat ini, mungkin kita sedang berada di kelokan yang tajam. Atau jalan yang naik turun amat curam. Maka bersabarlah. Ada kemudahan di balik kesulitan. Ada jalan selama ada kemauan. Ada bahagia di ujung kesabaran. Setiap kebahagiaan, ada masanya. Dan tiap manusia memiliki masanya masing-masing.

Hati yang Bersyukur

Melihat rumput tetangga dan menilainya lebih hijau dibanding rumput kita adalah perumpaan yang cukup mewakili. Sebagai manusia kita kerap terjebak dalam pusaran sawang-sinawang atau gemar melihat kelebihan orang lain hingga kita lupa untuk melihat potensi diri kita sendiri.

Sering, kita menjadi merasa jauh lebih rendah dibandingkan orang yang kita sawang. Sehingga tak jarang kita justru menjadi pribadi yang rendah diri dan pesimis terhadap kesuksesan hidup kita sendiri.

Hati yang hobi menyawang tak akan pernah damai dan tak akan pernah merasa cukup atau puas pada keadaan diri. Hati yang demikian akan senantiasa merutuki nasib daripada memikirkan bagaimana mengubahnya agar menjadi lebih baik. Hati akan menjadi buta pada potensi kelebihan diri. Karena pandangannya tertutup oleh persepsi gambaran kehidupan milik orang lain. Lama-kelamaan, inilah yang menjadikan diri kita mengalami krisis. Quarter Life Crisis.

Berhenti membandingkan diri. Karena setiap manusia memiliki potensinya sendiri, yang tak mesti sama satu sama lainnya. Bersyukurlah dengan apa adanya diri.

Kelebihan dan kelemahan dijadikan satu paket yang tak terpisah. Fokus mengembangkan potensi kelebihan akan jauh lebih baik daripada fokus membandingkan diri dengan nasib orang lain. Bersyukurlah atas pemberian Sang Pencipta yang selalu memberi arti pada setiap ciptaan-Nya.

Kenali dirimu, pahamilah, dan asahlah hingga waktu membuktikan bahwa dirimu mampu menjadi pribadi yang lebih baik dari dirimu di masa lalu.

Meyakini Janji Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun