Mohon tunggu...
Alfa Nurlaila
Alfa Nurlaila Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan UB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Media Sosial dalam Pelayanan Perpustakaan Berbasis Elektronik

18 Mei 2019   05:17 Diperbarui: 18 Mei 2019   06:26 2628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Jurnal online sederhana atau microblog (micro-blogging)
    Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan mempublikasikan aktivitas serta atau pendapatnya.

  • Media berbagi (media sharing)
    Situs berbagi media merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar, dan sebagainya.

  • Penanda sosial (social bookmarking)
    Penanda sosial merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online.

  • Media konten bersama atau wiki.
    Media sosial ini merupakan situs yang kontennya hasil kolaborasi dari para penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedia, wiki menghadirkan kepada pengguna pengertian, sejarah hingga rujukan buku atau tautan tentang satu kata.  Dalam prakteknya, penjelasan-penjelasan tersebut dikerjakan oleh pengunjung, artinya ada kolaborasi atau kerja sama dari semua pengunjung untuk mengisi konten dalam situs ini.
  • Bentuk Pelayanan Perpustakaan

    Prastowo (2012) menyebutkan tiga macam kegiatan yang ada di sebuah perpustakaan diantaranya adalah; penghimpunan, kegiatan pengolahan, dan kegiatan penyebarluasan informasi. Kegiatan pelayanan di sebuah perpustakaan merupakan salah satu kegiatan penyebarluasan informasi. Karena dalam tahap inilah pustakawan  melakukan tugas untuk melayani pengunjung dalam hal memberikan informasi yang diminta atau dibutuhkan oleh para pengguna atau pemustaka. Lebih lanjut, Prastowo juga menjelaskan bahwa kegiatan penyebarluasan informasi diantaranya pelayanan promosi, pelayanan referensi dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan bimbingan kepada pembaca.

    Perpustakaan adalah jantung dari perkembangan ilmu pengetahuan. Di dalamnya terdapat informasi tanpa batas yang dapat digunakan untuk kepentingan umat manusia. Setiap perpustakaan tentunya mempunyai sistem dan tata kelola yang berbeda-beda. Strategi dan pendekatan yang digunakan setiap perpustakaan dalam proses pengelolaan dan pelayanan menentukan keberlangsungan proses transaksi di perpustakaan. Saat ini manusia diberikan kemudahan dalam hal akses informasi melalui internet. Informasi tersaji tanpa batas dan tak ada sekat yang menghalangi siapapun juga yang mengaksesnya melalui media internet. Hal ini juga merupakan tantangan yang sangat besar bagi pengelola perpustakaan untuk dapat menyajikan pelayanan terbaik bagi setiap pengunjungnya.

    Dengan kemudahan akses yang ditawarkan oleh internet, tentunya setiap orang akan memilih untuk mendapatkan referensi di internet dibandingkan dengan datang ke perpustakaan secara langsung. Akses-akses informasi yang cepat dan mudah di internet tentu saja mempengaruhi jumlah kunjungan ke perpustakaan. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membuat perpustakaan mampu menyediakan akses ke segala hal dan menjembatani kesenjangan antara pengetahuan lokal dan global. Pelayanan berbasis internet seperti pencarian secara online, pelayanan berbasis e-mail, dan pelayanan referensi online harus disediakan oleh perpustakaan, termasuk pemberian pelayanan untuk akses informasi yang berbeda sehingga pelayanan tidak hanya terbatas pada pelayanan sirkulasi semata.

    Beberapa inovasi terkait dengan pelayanan perpustakaan sebaiknya perlu untuk dilakukan perubahan dalam berbagai aspek. Memang hal ini berkaitan dengan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh setiap perpustakaan. Tetapi, pelayanan referensi online, ataupun persebaran informasi hanya memerlukan jaringan internet. Dibutuhkan tenaga perpustakaan yang mampu menggunakan perangkat-perangkat tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk pelayanan yang lebih global.

    Perpustakaan dan Media Sosial

    Penggunaan media sosial, open-access journal, dan media daring memungkinkan kita semua mendapatkan informasi yang tidak terbatas. Selama ini media sosial biasanya digunakan untuk berkomunikasi dan membangun jejaring dengan setiap orang di segala penjuru dunia. Hagman dan Carleton menyatakan bahwa perpustakaan akademik banyak yang menggunakan media sosial agar dapat terhubung dengan komunitas kampus, mempromosikan pelayanan dan koleksi perpustakaan, serta untuk mendapatkan umpan balik dari pengunjung perpustakaan. Karena sifatnya yang sangat cepat, penggunaan media sosial dalam pelayanan dapat menghadirkan situasi yang real time.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun