Mohon tunggu...
Alfa Nurlaila
Alfa Nurlaila Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Perpustakaan UB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Media Sosial dalam Pelayanan Perpustakaan Berbasis Elektronik

18 Mei 2019   05:17 Diperbarui: 18 Mei 2019   06:26 2628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Alfa Nurlaila

Teknologi informasi merupakan bagian dari kehidupan keseharian masyarakat di era digital saat ini. Perangkat teknologi seperti handphone, smartphone, laptop, komputer, dan jenis gadget yang lain menjadi satu hal yang melekat dalam keseharian sebagian masyarakat kita. Sebagian besar masyarakat menggunakan perangkat teknologi hampir dua pertiga waktu yang dimilikinya karena perangkat teknologi adalah bagian dari alat yang digunakannya dalam bekerja. Selain untuk bekerja, masyarakat menggunakan perangkat teknologi untuk melakukan komunikasi atau untuk mengakses informasi.

Perangkat teknologi yang saat ini cukup banyak dimanfaatkan adalah smartphone. Dikatakan oleh Kurniawan, bahwa penggunaan teknologi informasi terutama penggunaan smartphone pada masyarakat kita mulai marak sejak tahun 2000 hingga tahun 2014. Penggunaan smartphone menawarkan berbagai aktivitas maksimal yang dapat dilakukan. Smartphone mampu memberikan pilihan aktivitas, antara lain untuk berkomunikasi, membaca dokumen, membuat agenda kegiatan dengan alat pengingat (alarm), mendengarkan musik, merekam suara dan gambar, memotret, melihat video, mendengar radio, melihat televisi, dan sebagainya. Pilihan-pilihan tersebut membuat sebagian penggunanya seolah tidak mungkin jauh dari smartphone mereka.

Saat ini, internet menjadi salah satu media penyebaran informasi yang lebih mudah, efektif, dan efisien. Di era digital ini, penggunaan internet semakin meluas dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi, pendidikan, hiburan, bahkan penyebaran informasi. Internet sendiri merupakan salah satu hasil dari kecanggihan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia. Tidak dapat dipungkiri internet termasuk di dalamnya jejaring sosial (media sosial), baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masyarakat, baik itu berdampak positif ataupun negatif.  Dampaknya pun tidak terbatas terhadap kalangan tertentu saja, namun telah meluas ke semua kalangan baik kalangan terpelajar maupun bukan kalangan terpelajar. Sebagai salah satu lembaga yang berkaitan langsung dengan penyebaran informasi, perpustakaan pun, tidak ketinggalan memanfaatkan fungsi internet tersebut dalam proses penyebaran informasi untuk para penggunanya (pemustaka).

Internet sebagai sarana media informasi yang lebih banyak diminati oleh masyarakat. Dengan  menggunakan internet, orang akan dengan mudah mengakses jutaan halaman web yang berisi informasi yang dibutuhkannya dimanapun dan kapanpun. Internet sangat berpengaruh cukup besar baik di bidang ilmu pengetahuan saat ini. Pengguna di seluruh dunia dapat melakukan akses dengan mudah melalui internet untuk mencari bermacam-macam informasi yang dibutuhkannya dibandingkan melalui buku. Untuk itu, sebuah instansi mungkin memerlukan internet dalam berbagai hal terutama dalam hal promosi dan sosialisasi kepada masyarakat dengan cepat dan efektif. Salah satunya dengan menggunakan media sosial.

Media sosial sendiri saat ini telah menjadi trend bagi masyarakat. Era media sosial dan kemajuan internet menjadi tantangan bagi setiap lembaga informasi, dalam hal ini perpustakaan untuk tetap mempertahankan konsistensinya sebagai pelayan nomor satu dalam hal persebaran keilmuan serta informasi. Media sosial dapat berperan sebagai penghubung agar para penggunanya dapat saling terkoneksi dengan teman, saudara, dan lain sebagainya satu sama lain. Untuk itu, perpustakaan dapat memanfaatkan media sosial sebagai perantara bagi perpustakaan dan pemustakanya. Selain itu, media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bentuk pelayanan dalam perpustakaan, misalnya penyebaran informasi.

Media sosial telah menjadi kebutuhan baik bagi individu ataupun institusi untuk mengembangkan produk dan menjaga kesetiaan pelanggannya. Seseorang ingin selalu terkoneksi dengan jaringan internet, terkait keinginannya untuk selalu terhubung dengan pekerjaannya, tugas, teman, dan informasi yang terus tumbuh dan berkembang. Konektivitas dengan teman, saudara, dan rekan kerja dilakukan melalui media sosial. Media sosial digunakan sebagai media untuk saling bertukar informasi dan berinteraksi. Melalui media sosial, institusi dapat berkomunikasi dengan pelanggan atau user dengan lebih mudah dan cepat. Informasi dapat disampaikan dengan cara yang mudah dan tepat sasaran. Perpustakaan merupakan salah satu institusi yang mulai memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan penggunanya. Komunikasi melalui media sosial antara perpustakaan dan pengguna dipandang cukup efektif.

Media sosial adalah salah satu perkembangan teknologi yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Saat teknologi internet dan mobile phone semakin maju, maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita. Media sosial juga dipandang efektif dan efisien untuk menyebarkan informasi kepada para penggunanya (user).

Definisi Media Sosial 

Istilah media sosial tersusun dari dua kata, yakni "media" dan "sosial". "Media" diartikan sebagai alat komunikasi (Laughey, 2007; McQuail, 2003). Sedangkan kata "sosial" diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu melakukan aksi atau suatu perbuatan yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat lunak merupakan "sosial" atau dalam makna bahwa keduanya merupakan produk dari proses sosial (Durkheim dalam Fuchs, 2014).

Van Dijk dalam Nasrullah (2015) menyatakan bahwa media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial. Dari pengertian masing-masing kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah alat komunikasi yang digunakan oleh pengguna dalam proses bersosialisasi dengan sesama manusia.

Karakteristik Media Sosial  

  1. Jaringan (Network)
    Jaringan adalah infrastruktur yang menghubungkan antara komputer dengan perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa terjadi jika antar komputer terhubung, termasuk di dalamnya perpindahan data.

  2. Informasi (Informations)
    Informasi menjadi entitas penting di media sosial karena pengguna media sosial mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.

  3. Arsip (Archive)
    Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan melalui perangkat apapun.

  4. Interaksi (Interactivity)
    Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus dibangun dengan interaksi antar pengguna tersebut.

  5. Simulasi Sosial (Simulation of Society)
    Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat (society) di dunia virtual. Media sosial memiliki keunikan dan pola yang dalam banyak kasus berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real.

  6. Konten oleh pengguna (User-Generated Content)
    Di media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun.

 

Jenis-jenis Media Sosial 

Menurut Nasullah (2015) setidaknya ada enam kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, yakni:

  1. Media Jejaring Sosial (Social networking)
    Media jejaring sosial merupakan medium yang paling popular. Media ini merupakan sarana yang dapat digunakan oleh pengguna untuk melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut di dunia virtual. Karakter utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna membentuk jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah diketahuinya dan kemungkinan saling bertemu di dunia nyata (offline) maupu membentuk jaringan pertemanan baru.

  2. Jurnal online (blog)
    Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling mengomentari dan berbagi, baik tautan web lain, informasi dan sebagainya. Secara mekanis, jenis media sosial ini bias dibagi menjadi dua, yaitu kategori personal homepage, yaitu pemilik menggunakan nama domain sendiri seperti .com atau .net dan yang kedua dengan menggunakan failitas penyedia halaman weblog gratis, seperti wordpress atau blogspot.

  3. Jurnal online sederhana atau microblog (micro-blogging)
    Tidak berbeda dengan jurnal online (blog), microblogging merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan mempublikasikan aktivitas serta atau pendapatnya.

  4. Media berbagi (media sharing)
    Situs berbagi media merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar, dan sebagainya.

  5. Penanda sosial (social bookmarking)
    Penanda sosial merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online.

  6. Media konten bersama atau wiki.
    Media sosial ini merupakan situs yang kontennya hasil kolaborasi dari para penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedia, wiki menghadirkan kepada pengguna pengertian, sejarah hingga rujukan buku atau tautan tentang satu kata.  Dalam prakteknya, penjelasan-penjelasan tersebut dikerjakan oleh pengunjung, artinya ada kolaborasi atau kerja sama dari semua pengunjung untuk mengisi konten dalam situs ini.

Bentuk Pelayanan Perpustakaan

Prastowo (2012) menyebutkan tiga macam kegiatan yang ada di sebuah perpustakaan diantaranya adalah; penghimpunan, kegiatan pengolahan, dan kegiatan penyebarluasan informasi. Kegiatan pelayanan di sebuah perpustakaan merupakan salah satu kegiatan penyebarluasan informasi. Karena dalam tahap inilah pustakawan  melakukan tugas untuk melayani pengunjung dalam hal memberikan informasi yang diminta atau dibutuhkan oleh para pengguna atau pemustaka. Lebih lanjut, Prastowo juga menjelaskan bahwa kegiatan penyebarluasan informasi diantaranya pelayanan promosi, pelayanan referensi dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan bimbingan kepada pembaca.

Perpustakaan adalah jantung dari perkembangan ilmu pengetahuan. Di dalamnya terdapat informasi tanpa batas yang dapat digunakan untuk kepentingan umat manusia. Setiap perpustakaan tentunya mempunyai sistem dan tata kelola yang berbeda-beda. Strategi dan pendekatan yang digunakan setiap perpustakaan dalam proses pengelolaan dan pelayanan menentukan keberlangsungan proses transaksi di perpustakaan. Saat ini manusia diberikan kemudahan dalam hal akses informasi melalui internet. Informasi tersaji tanpa batas dan tak ada sekat yang menghalangi siapapun juga yang mengaksesnya melalui media internet. Hal ini juga merupakan tantangan yang sangat besar bagi pengelola perpustakaan untuk dapat menyajikan pelayanan terbaik bagi setiap pengunjungnya.

Dengan kemudahan akses yang ditawarkan oleh internet, tentunya setiap orang akan memilih untuk mendapatkan referensi di internet dibandingkan dengan datang ke perpustakaan secara langsung. Akses-akses informasi yang cepat dan mudah di internet tentu saja mempengaruhi jumlah kunjungan ke perpustakaan. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membuat perpustakaan mampu menyediakan akses ke segala hal dan menjembatani kesenjangan antara pengetahuan lokal dan global. Pelayanan berbasis internet seperti pencarian secara online, pelayanan berbasis e-mail, dan pelayanan referensi online harus disediakan oleh perpustakaan, termasuk pemberian pelayanan untuk akses informasi yang berbeda sehingga pelayanan tidak hanya terbatas pada pelayanan sirkulasi semata.

Beberapa inovasi terkait dengan pelayanan perpustakaan sebaiknya perlu untuk dilakukan perubahan dalam berbagai aspek. Memang hal ini berkaitan dengan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh setiap perpustakaan. Tetapi, pelayanan referensi online, ataupun persebaran informasi hanya memerlukan jaringan internet. Dibutuhkan tenaga perpustakaan yang mampu menggunakan perangkat-perangkat tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk pelayanan yang lebih global.

Perpustakaan dan Media Sosial

Penggunaan media sosial, open-access journal, dan media daring memungkinkan kita semua mendapatkan informasi yang tidak terbatas. Selama ini media sosial biasanya digunakan untuk berkomunikasi dan membangun jejaring dengan setiap orang di segala penjuru dunia. Hagman dan Carleton menyatakan bahwa perpustakaan akademik banyak yang menggunakan media sosial agar dapat terhubung dengan komunitas kampus, mempromosikan pelayanan dan koleksi perpustakaan, serta untuk mendapatkan umpan balik dari pengunjung perpustakaan. Karena sifatnya yang sangat cepat, penggunaan media sosial dalam pelayanan dapat menghadirkan situasi yang real time.

Ketika pelanggan memberikan komentar terkait pelayanan, maka dengan adanya media sosial akan dengan cepat untuk ditindaklanjuti oleh para pustakawan. Jaringan yang luas memungkinkan pustakawan berbagi tentang koleksi pustaka mereka kepada setiap orang yang terhubung dengan media sosial. Hal ini tentu saja akan mempermudah pustakawan untuk mempromosikan program-program pelayanan perpustakaan. Haryanto menyebutkan bahwa media sosial juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dan membangun komunitas pustakawan dari program studi yang sejenis (homogen).

Tujuan Penggunaan Media Sosial bagi Perpustakaan

  1. Untuk mempromosikan kegiatan yang ada dalam perpustakaan
    Media sosial dapat digunakan sebagai media berupa pengumuman, apa saja kegiatan yang dia dakan oleh perpustakaan. Sehingga pengguna dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan melalui media sosial secara lebih mudah.

  2. Untuk mempromosikan layanan di perpustakaan
    Perpustakaan dapat memperkenalkan layanan apa saja yang ada dan diberikan untuk pengguna melalui media sosial.

  3. Untuk mempromosikan sumber informasi/koleksi yang ada di perpustakaan
    Media sosial juga dapat digunakan sebagai tempat menginformasikan sumber-sumber informasi yang tersedia dan dapat diakses di perpustakaan.

  4. Untuk meng-update informasi mengenai renovasi dalam perpustakaan.
    Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai gerbang perpustakaan bagi pengguna atau user yang memiliki media sosial dan suka berselancar di media sosial sebagai tempat memberikan informasi mengenai perpustakaan, sudah sejauh mana perpustakaan membenahi diri.

  5. Untuk mempromosikan pengadaan koleksi baru
    Buku-buku baru atau koleksi baru di perpustakaan bisa ditampilkan melalui media sosial, contohnya seperti: 'buku-buku baru bulan ini', dan lain sebagainya.

  6. Untuk mempromosikan panduan perpustakaan bagi pengguna
    Perpustakaan dapat menyampaikan informasi mengenai panduan perpustakaan bagi pengguna melalui media sosial.

  7. Untuk menghubungkan antara perpustakaan dengan para penggunanya
    Media sosial merupakan platform yang mudah digunakan dan dapat digunakan sebagai penghubung dalam masalah tanya  jawab yang dilakukan oleh perpustakaan untuk penggunanya.

  8. Untuk bergabung dengan komunitas perpustakaan
    Komunitas-komunitas yang ada di media sosial dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan untuk membangun jaringan antar perpustakaan melalui media sosial.

  9. Untuk terhubung dengan komunitas yang lebih luas
    Terdapat komunitas yang beraneka ragam di media sosial yang dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan untuk terhubung dengan komunitas apapun yang berhubungan dan dapat memberi manfaat terhadap perpustakaan.

  10. Untuk terhubung dengan sumber-sumber informasi
    Sumber-sumber informasi juga bisa didapatkan melalui media sosial, sehingga sumber informasi lebih mudah dan dekat bagi perpustakaan serta mudah pula diseminasinya kepada para pengguna.

  11. Sebagai alat layanan pelanggan yang dapat menampung komplain, saran, permintaan dan umpan balik bagi perpustakaan
    Pengguna dapat menggunakan media sosial sebagai tempat bertanya, memberi saran, permintaan sumber informasi, dan umpan balik bagi perpustakaan. Ini juga dapat dimaksud sebagai perpustakaan yang terhubung dengan para penggunanya.

  12. Untuk menyebarkan informasi
    Diseminasi informasi maupun penyebaran informasi melalui media sosial relatif lebih mudah, karena media sosial dirancang untuk saling menghubungkan orang-orang pengguna media sosial.

Manfaat Penggunaan Media Sosial oleh Perpustakaan

Manfaat penggunaan media sosial oleh perpustakaan antara lain:

  1. Dapat meraih target audien yang lebih luas dengan biaya yang murah.
    Media sosial merupakan platform yang tidak berbayar atau gratis yang dapat digunakan oleh siapapun termasuk perpustakaan. Ini dapat mengehmat biaya yang dikeluarkan oleh perpustakaan dalam melakukan promosi.

  2. Meningkatkan interaksi dengan masyarakat.
    Interkasi yang digunakan melalui media sosial relatif lebih mudah dan cepat sehingga interaksi inilah yang dibutuhkan oleh perpustakaan.

  3. Dapat meningkatkan pengguna perpustakaan melalui kegiatan promosi  di media sosial.
    Promosi yang menarik melalui media sosial akan meningkatkan atau menambah jumalh pengguna perpustakaan itu sendiri.

  4. Dapat meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga layanan perpustakaan dapat lebih kuat.
    Dengan media sosial, perpustakaan dapat membangun kolaborasi dengan pihak-pihak yang dapat berguna bagi pelayanan perpustakaan.

  5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun perpustakaan yang lebih baik.
    Melalui media sosial, masyarakat dapat mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh perpustakaan sehingga masyarakat bisa ikut terlibat di dalamnnya.

  6. Menghemat waktu dan biaya penyebaran informasi.
    Penyebaran informasi melalui media sosial relatif lebih mudah, cepat, serta tidak berbayar.

  7. Memberikan akses layanan perpustakaan yang lebih luas dan cepat.
    Dengan adanya media sosial, akses layanan perpustakaan bahkan bisa kemanapun karena media sosial tidak berujung.

  8. Mendapatkan umpan balik secara langsung lebih cepat.
    Media sosial dirancang untuk menghubungkan dan saling memberikan feedback bagi penggunanya. Ini menyebabkan umpan balik untuk perpustakaan dapat diterima lebih cepat kapanpun pengguna melakukannya melalui media sosialnya.

  9. Membantu dalam meningkatkan citra perpustakaan/menjaga reputasi perpustakaan.
    Media sosial dapat digunakan sebagai gerbang dalam membangun citra perpustakaan di hadapan para pengguna serta dapat digunakan untuk mempertahankan reputasi yang telah diraih oleh perpustakaan.

 

Efektivitas Media Sosial terhadap Peran Perpustakaan

Peran media sosial terhadap perpustakaan memang sangat diperlukan dan seharusnya dioptimalkan sebagai informasi serta komunikasi tentang layanan dan koleksi di perpustakaan. Untuk mengoptimalkan penggunaan media sosial oleh perpustakaan, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Dukungan manajemen
    Perlu ada komitmen dari lembaga, terutama manajemen dalam mendukung perubahan pola komunikasi dan budaya organisasi yang sesuai dengan karakteristik dunia maya terutama di media sosial. Ketika perpustakaan memutuskan untuk bergabung di media sosial, perlu dipahami ada pergeseran pola komunikasi. Komunikasi lebih terbuka secara horizontal. Kemudian budaya organisasi seperti  jam layanan perpustakaan yang lebih fleksibel untuk layanan di media sosial.

  2. Kualifikasi pustakawan
    Pemberian layanan melalui media sosial memerlukan kemampuan khusus dari pustakawan, antara lain kemampuan memposting sebuah informasi sesuai dengan karakter media sosial yang dipilih, berkomunikasi secara interaktif dengan para pengguna, meyakinkan pengguna atas segala informasi yang dibagikan melalui media sosial, menjaga reputasi perpustakaan, pemahaman pada hak cipta, dll. Perlu diberikan pelatihan kepada pustakawan yang diberikan tugas mengurus media sosial.

  3. Orientasi pengguna
    Perpustakaan perlu memahami harapan pengguna ketika pengguna bergabung dengan akun media sosial perpustakaan. Harapan tersebut antara lain adalah bahwa pengguna dapat lebih kritis, perpustakaan lebih terbuka dan memberikan respon lebih cepat daripada layanan offline.

  4. Sumber informasi
    Media sosial mempermudah perpustakaan menyebarkan informasi. Namun demikian perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan etika penyebaran informasi antara lain berkaitan dengan privacy dan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) atau hak cipta.

  5. Aktivitas di media sosial
    Banyak perpustakaan memiliki akun media sosial dan banyak juga yang telah memposting informasi secara rutin, namun apakah postingan tersebut dibaca atau mendapat respon dari follower? Diperlukan strategi agar setiap informasi yang diposting dapat dipahami dan mendapat perhatian dari follower atau pemustaka (user).

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Media Sosial

Penggunaan media sosial untuk pengembangan layanan perpustakaan cukup efektif namun terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari pengelolaan perpustakaan. Pertama, update informasi perlu dilakukan secara rutin. Update informasi secara rutin menunjukkan pemanfaatan yang baik dalam penggunaan sosial media karena sosial media diperumpamakan sebagai pintu gerbang perpustakaan dan pemustaka biasanya lebih suka mengecek melalui media sosial sebelum datang perpustakaan secara langsung.

Kedua, Secara rutin mengunggah informasi yang penting bagi penggunanya, misalnya koleksi buku baru sebaiknya secara rutin diinformasikan. Dikatakan oleh Collins, bahwa perpustakaan perlu secara berkala memberikan informasi kepada pengguna. Dalam satu tahun kegiatan, pastilah perpustakaan memiliki koleksi, kegiatan atau informasi yang dapat dibagi kepada penggunanya.

Ketiga, respons sesegera mungkin atas tanggapan pengguna, baik berupa pertanyaan maupun tindakan.

Penggunaan media sosial dalam pelayanan perpustakaan berbasis elektronik ini cukup penting di era digital ini mengingat perubahan zaman yang semakin dinamis dan semakin kompleks melalui perkembangan teknologi dewasa ini. Banyak manfaat yang didapatkan perpustakaan dari adanya penggunaan media sosial ini seperti meningkatkan interaksi dengan masyarakat, menghemat waktu dan biaya penyebaran informasi, memberikan akses layanan perpustakaan yang lebih luas dan cepat, dan lain sebagainya.

Namun penggunaan media sosial harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku sesuai hukum seperti HAKI maupun kebijakan privasi lainnya yang saling berhubungan. Untuk itu, penggunaan media sosial bagi perpustakaan harus dilakukan dengan bijak.

DAFTAR PUSTAKA

  • Collins, Gary dan Anabel Quan-Haase. 2012. Social Media and Academic Libraries: Current Trends and Future Challenges. Proc. Am. Soc. Info. Sci. Tech., Vol. 49, No. 1.
  • Ekere, Justina N, dan Charles O. Omekwu. 2016. Users' Perception of the Facilities, Resources and Services of the MTN Digital Library At the University of Nigeria, NSUKKA. April.
  • Fuchs, C. 2014. Social Media a Critical Introduction. Los Angeles: SAGE Publication, Ltd.
  • Hagman, Jessica, dan Janet Carleton. 2014. Better Together: Collaborating with Students on Library Social Media. Public Services Quarterly 10, no. 3: 238--44. doi:10.1080/1522895. 2014.931207.
  • Haryanto. 2016. Pemanfaatan Social Media Networks Sebagai Media Komunikasi Komunitas Pustakawan Homogen Dalam Rangka Optimalisasi Resources Sharing Knowledge Antar Perguruan Tinggi. Pustakaloka 8, No. 1.
  • Kurniasih, Nuning. 2016. Optimalisasi Penggunaan Media Sosial untuk Perpustakaan. Prosiding Makalah Seminar Nasional  "Komunikasi, Informasi dan Perpustakaan di Era Global" Fikom Unpad, Jatinangor, 15 Juni 2016.
  • Kurniawan, Cynthia Amanda Utami. 2016. Hubungan antara Perkembangan Keterampilan Komunikasi Interpersonal pada Remaja Awal dengan Kecanduan Smartphone. Skripsi, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
  • Laughey, D. 2007. Themes in Media Theory. New York: Open University Press.
  • McQuail, D. 2003. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  • Nasrullah, R. 2015. Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi). Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.
  • Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yogyakarta: DIVA Press.
  • Santoso dan Widayanti, Yuyun. 2017. Efektivitas Media Sosial Terhadap Peran Perpustakaan sebagai Penyebaran Informasi dan Komunikasi bagi Pemustaka (Studi di Perpustakaan STAIN Kudus). Libraria , Vol. 5, No. 1, Juni 2017.
  • Taylor, and Francis. 2014. Use of social media by the library current practices and future opportunities : A white paper. Oxford: Taylor & Francis Group CC-BY-NC.
  • Varalakskhmi, R S R. 2009. Future of Library and Information Centres in Knowledge Society of India: The Expected Role of Knowledge Professionals. Journal of Library and Information Technology 29, no. 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun