“Mana Ayah?” tanyaku kepada setiap suster yang datang. Mereka hanya tersenyum dan tidak menjawab.
Dokter muda itu tepat datang saat suster yang terakhir, datang membawakan obat. “Tuh, dicari anaknya tuh Dok! Nggak kasian napa!” kata si suster dengan nada sewot. Dokter muda itu hanya membalas dengan meringis kebingungan.
Dokter itu duduk di atas ranjangku persis di sebelahku. Ia menatapku.
“Kamu ini sebenarnya siapa?”
Aku tidak menjawab pertanyaannya. Aku menatap matanya lekat-lekat. Aku sentuh janggutnya itu. Sudah lama aku ingin memegangnya. Sang dokter agak kegelian saat aku memegang janggutnya.
“Siapa namamu?” tanyanya lembut.
“Aswan Eka Hadinata.”
Sang dokter terdiam, seolah tidak percaya apa yang baru saja di dengarnya. Ia sepertinya kebingungan mendengar namanya tersemat pada namaku.
“Siapa… siapa?” ia berusaha memastikan kembali.
“Aswan Eka Hadinata.”
Ia menggaruk-garuk kepalanya lagi.