“Sudah ya Nak. Sudah.” Ia kemudian memelukku dan menenangkanku. Ia pun menyuruh suster untuk memanggil dokter agar memeriksa keadaanku.
Tak berapa lama kemudian. Seorang dokter datang, berjas putih dengan balutan kemeja bermotif kotak-kotak dan celana jeans yang casual. Betapa mengejutkan! Tak salah lagi, paras wajah itu. Paras wajah yang selalu kupandangi setiap pagi yang ada dalam foto milik ibuku.
“AYAH!?”
Semua orang yang ada di ruangan itu seketika memandang ke arah dokter muda yang baru datang itu. Dokter itu sedikit kaget dan tersenyum meringis sejenak.
“Ini anakmu, Dok?” tanya polisi.
“Bukan Pak. Bukan! Saya kan baru nikah tahun ini, dan istri saya sedang mengandung anak pertama kami sekarang.”
Polisi itu memalingkan kembali pandangannya ke arahku. Menatapku lekat-lekat.
“Benar dia ayahmu?”
Aku memandangi wajah dokter muda itu sekali lagi. Aku sangat yakin sekali dan tidak salah lagi. Aku kemudian mengangguk. Semua mata kembali tertuju kepadanya. Dokter itu hanya menggaruk-garuk kepalanya seperti terlihat kebingungan.
__________________________________________________
Seharian aku hanya sendirian. Sesekali suster menengokku untuk membawakan makanan kepadaku.