Mohon tunggu...
Ales Tiara Fadilah
Ales Tiara Fadilah Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMP IT Miftahul Ihsan

Tenaga Pendidik SMP IT Miftahul Ihsan Kota Banjar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumpulan Puisi Part 2 (11-30)

10 Desember 2022   20:04 Diperbarui: 10 Desember 2022   20:15 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(16) Selarik Tanya

Dalam hening, aku merangkai kata. Kata manis darimu yang berujung kepahitan. Ibarat kopi tanpa gula yang disengaja diperuntukkan untukku. Haruskah aku jujur dengan rasa yang kau berikan?

Atau mencoba menikmati tetes demi tetes kepahitan itu

Sebenarnya apa yang pahit? Kopi atau janjimu?

Kopi bisa di minum.

Lantas janjimu, harus diapakan? Dilemparkan ke orang yang berhak menerimanya yang akan merasakan manis yang seutuhnya?

(17) Sadtember

September tak membawa matahari tiba. Langit yang malang, ia merindukan senja namun yang tandang adalah hujan. Dinginnya membekukan relung hati, kehangatan raib dari netra.

Goyangkan saja ilalang, biar mereka menari agar tak ada lagi sepi. Gelasku sayang, kopimu amat legit namun ampasmu tak kalah pahit. Mari berdialog dengan bayangan, agar kau tahu betapa tersiksanya bergelut dengan khayalan.

(18) Sebilah Rindu

Lara hati

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun