Mohon tunggu...
Albalkh Ghassan Syaqiq
Albalkh Ghassan Syaqiq Mohon Tunggu... -

Pelajar yang berusia 14 tahun yang mempunyai tinggi 172 cm, berwajah mirip arab: berhidung mancung, bertelinga lebar, bermata sipit. Hobi bermain catur, bulutangkis, futsal, Online twitter, blog, menulis. Islam adalah segalanya dalam diri saya. Web : albalkh.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cowok Luar Biasa Keren

13 Juni 2012   13:12 Diperbarui: 4 April 2017   18:13 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampai tengah jalan, kulihat dia terlihat begitu kelelahan. Wajar memang, sebab dia berjalan sambil mendorong motornya. Belum lagi ditambah teriknya matahari yang saat ini nggak bisa diajak kompromi. Sampai tengah jalan, aku sengaja singgah ke warteg-warteg yang ada di pinggir jalan. Setidaknya agar dia bisa beristirahat dulu. Minum, makan, atau apa kek. Terserah. Bahkan biar dia duduk semeja denganku, aku tak peduli. Aku tak berbicara padanya sama sekali. Aku ke sini hanya agar dia bisa beristirahat sejenak.

Ketika kulihat lelahnya sudah mulai hilang, aku segera berdiri dan menunggunya di motornya.

Ayo cepat! Aku mau pulang! seruku tak sabaran karena dia hanya berdiri bengong sekitar setengah meter dari motornya. Aku begini sebenarnya biar dia nggak kelelahan lagi. Kalau nggak, bisa-bisa anak orang pingsan sampai rumah.

Rumah kamu di mana? tanyanya yang sekarang sudah duduk di motornya dihadapanku.

Kujelaskan dimana letak rumahku secara rinci. Dia segera mengangguk dan menarik kedua tanganku, melingkarkan tanganku ke tubuhnya. Saat aku berusaha melepas tanganku, dia malah menahannya dengan sebelah tangan. Sial! Mentang-mentang cowok, jadi bisa seenaknya karena tenaganya lebih gede. Curang!

Kalau kamu nggak pegangan, aku nggak jamin kamu selamat sampai rumah. Jangan kamu kira aku nggak bakal ngebut, Ra. Itu bukan aku banget. Aku bukan tipe cowok yang tahan melaju pelan pakai motor.

Biarpun dia memakai helm dan kata-katanya tidak begitu keras, aku masih bisa mendengarnya. Karena wajahku berada tepat di belakangnya, di punggungnya.

Segera dia hidupkan motornya dan melaju kencang. Cepat banget, batinku. Jantungku sampai deg-degan. Karena takut tentunya. Mana mungkin karena aku sedang memeluk tubuhnya. Tubuhnya begitu bidang. Tapi aku yakin, aku bukan cewek pertama yang diboncenginya pulang. Jadi, aku juga bukan cewek pertama yang memeluk tubuhnya saat naik motor seperti ini kan? Rugi banget kalau aku berdebar-debar hanya karena memeluknya seperti ini. Remember, I’m not the first one.

Begitu sampai di depan rumahku, aku segera turun dari motornya. Air mataku sudah ada di pelupuk mataku, hanya saja belum mengalir jatuh menuruni kedua pipiku. Gila! Dia benar-benar gila! He’s out of his mind! Ngebutnya nggak tanggung-tanggung. Apa dia nggak tahu yang sedang berada di belakangnya itu seorang cewek, perempuan, gadis, wanita, lady? Segera kuusap kedua mataku.

Loh, kamu kok nangis, sih, Ra? tanyanya panik.

Dengan cepat kuusap air mataku. Aku tak ingin dia melihatku dalam keadaan begini. Tapi, air mataku tak bisa diajak kompromi. Air mataku malah mengalir tambah derasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun