Mohon tunggu...
Albalkh Ghassan Syaqiq
Albalkh Ghassan Syaqiq Mohon Tunggu... -

Pelajar yang berusia 14 tahun yang mempunyai tinggi 172 cm, berwajah mirip arab: berhidung mancung, bertelinga lebar, bermata sipit. Hobi bermain catur, bulutangkis, futsal, Online twitter, blog, menulis. Islam adalah segalanya dalam diri saya. Web : albalkh.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cowok Luar Biasa Keren

13 Juni 2012   13:12 Diperbarui: 4 April 2017   18:13 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berkali-kali aku menasehati diriku sendiri. Dan berusaha kembali membaca buku yang tadi kuambil. Namun, bayang senyumannya tak juga mau menghilang dari pikiranku. Iiih jangan-jangan dia sampai pake pelet hanya karena aku nggak mau terima dia, ya? Tapi, nggak mungkin. Kalau memang iya, berarti itu juga udah merupakan salah satu alasan kuat aku ngga bakal menerimanya.

* * *

Seminggu sudah berlalu sejak kejadian memalukan itu. Namun, tidak ada tanda-tanda Brian akan menyerah untuk berusaha memacariku. Sebelum bel pertama berbunyi, bahkan sebelum aku datang, dia selalu sudah duduk menunggu di mejaku. Tentu saja, teman-teman sekelasku tidak ada yang mengusirnya. Mana mungkin ada yang mau! Bagi mereka, itu karunia di pagi hari. Pagi-pagi sudah dapat melihat Brian. But, not for me.

Setiap istirahat dia juga selalu mampir ke kelasku. Entah hanya untuk mengajakku ke kantin, atau menawariku jasanya. Maksudku dia mau mengajariku pelajaran-pelajaran yang tak kumengerti. Untuk yang satu ini aku tidak menolak. Sia-sia banget kalau ditolak! Ilmu itu berguna banget, tahu!

Terkadang, kalau aku ingin pergi ke toilet, tentu saja itu hanya alasanku untuk menghindarinya. Brian pasti memaksa ingin ikut. Tapi, dia hanya akan menungguku di depan toilet sambil bersandar di dinding. Pernah sekali langkah kakiku terhenti saat akan keluar toilet karena melihatnya sekilas. Jujur, saat itu jantungku benar-benar berdebar kencang. Dia terlihat begitu tampan saat dia bersandar di dinding dengan kedua tangannya berada di dalam saku celanaya. Biarpun sudah banyak kulihat gaya-gaya model seperti itu di majalah, tapi tetap saja ada yang kurasa berbeda pada dirinya. Entah apa itu.

Setiap pulang sekolah, dia juga selalu menawarkan diri untuk mengantarku pulang dengan motornya. Maklum, aku memang pulang sekolah naik angkot. Rumahku tidak berada begitu jauh dari rumah.

Once, aku merasa begitu sial. Tidak ada satupun angkot yang lewat. Bayangkan! Satu pun tak ada! Brian yang, as always, selalu menunggu sampai aku benar-benar naik ke dalam angkot, masih menungguiku. Tapi, tetap saja tidak ada angkot yang lewat. Aku benar-benar heran. Ngga mungkin nggak ada yang lewat! Pasti ada yang aneh! Mungkinkah ada kecelakaan yang menghambat jalan menuju sekolahku? Argh! Sial!

Saat aku memutuskan untuk berjalan kaki untuk pulang, Brian segera menarik tanganku, menahanku pergi.

Aku antar kamu pulang. Bahaya kalau cewek secantik dan semanis kamu pulang sendiri.

Terang saja aku menolak. Ogah! Gengsi! Tapi, dia tetap memaksa. Bahkan ketika aku tetap ngotot dengan niatku, dia tetap mengikutiku. Dia mengendarai motornya begitu pelan sehingga bisa mengimbangi langkahku. Segera saja lebih kupelankan lagi langkahku, agar motornya jadi berjalan lebih cepat ke depan sana. Namun, gagal. Ideku tak berjalan lancar. Dia malah mematikan mesin motornya dan turun dari motornya. Dia berdiri di sebelah motornya dan berjalan sambil mendorong motornya agar bisa mengimbangi langkahku.

Terus terang saja, aku, as a girl, pasti senang sekali ada cowok yang begitu demi aku. Tapi, dia itu Brian, playboy berat! I can’t fall in love with him! I can’t. Nggak boleh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun