Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ada 3 Sikap "Aneh" Orangtua yang Tanpa Disadari Mendorong Kriminalitas Siswa

29 September 2023   20:30 Diperbarui: 30 September 2023   12:30 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bullying yang dilakukan anak. (Foto: Mikhail Nilov via Kompas.com)

Satu lagi, bahwa ada juga loh ternyata orangtua yang suka bertindak layaknya seperti kekanak-kanakan. Terutama ketika anak mereka terlibat dalam perilaku kekerasan. 

Sikap ini mencerminkan bahwa orangtua mungkin belum sepenuhnya mampu menunjukkan kematangan dalam menghadapi permasalahan tersebut. 

Sejatinya peran model (role model) yang dimainkan oleh orangtua sangat krusial dalam membentuk karakter anak-anak. dan tindakan serta sikap orangtua seringkali menjadi contoh yang paling dominan dalam mempengaruhi sifat dan kepribadian anak.

Anak-anak sering kali meniru perilaku yang mereka lihat di rumah. Oleh karena itu, orangtua harus berperan sebagai contoh positif dalam berinteraksi dengan orang lain, terutama kepada guru dan sekolah. 

Ketika orangtua menunjukkan cara menyelesaikan konflik dengan bijak dan tanpa kekanak-kanakan, mereka memberikan contoh yang baik kepada anak-anak tentang bagaimana menghadapi masalah dengan cara yang semestinya.

Dalam konteks pendidikan karakter dan pencegahan kekerasan oleh siswa, orangtua memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku yang sehat pada anak-anak. 

Orangtua harus mengajarkan anak-anak bagaimana mengontrol emosi, menyelesaikan konflik dengan cara yang positif, bertanggung jawab dan empati. 

Orangtua yang mampu menunjukkan sikap dewasa dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah juga memberikan pesan penting kepada anak-anak bahwa kekerasan bukanlah cara yang benar untuk menyelesaikan masalah.

Wasana Kata

Ketika kita menyadari bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab bersama antara sekolah dan orangtua, kita dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan anak-anak terbebas dari kekerasan dan bullying.

Sebaliknya, kita sedang berusaha membentuk generasi yang berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan berempati. 

Oleh karena itu, mari bersama-sama berkomunikasi dengan baik, mendengarkan, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam mendidik anak-anak kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun