Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Ada 3 Sikap "Aneh" Orangtua yang Tanpa Disadari Mendorong Kriminalitas Siswa

29 September 2023   20:30 Diperbarui: 30 September 2023   12:30 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bullying yang dilakukan anak. (Foto: Mikhail Nilov via Kompas.com)

Kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak atau siswa di Indonesia yang terus terulang saat ini adalah sebuah masalah yang mendalam dan meresahkan. 

Terlepas dari perbedaan pandangan, ternyata sebenarnya bahwa negara ini tengah menghadapi darurat kekerasan di kalangan anak-anak adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat diabaikan. 

Silih-berganti, ada saja berita-berita mengenai insiden kekerasan yang melibatkan pelajar, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. 

Rasanya tak terbayangkan betapa beratnya beban yang harus dipikul oleh para guru dan pendidik, yang saat ini terus mencari solusi untuk mengakhiri "lingkaran setan" kekerasan oleh siswa ini.

Secara sekilas mungkin saja ada anggapan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia tidak memiliki andil dalam munculnya perilaku kekerasan ini. 

Jelas, para guru telah berjuang keras dalam membentuk karakter, akhlak, dan moralitas siswa dalam lingkup proses pembelajaran ilmu pengetahuan di kelas. 

Karena yang harus kita semua ingat, bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan kepribadian akhlak mulia atau disebut dengan pendidikan karakter.

Dalam menghadapi darurat kekerasan anak/siswa ini, dibutuhkan tindakan konkret dan terkoordinasi. Pendidikan baik formal maupun informal harus menjadi fondasi untuk membentuk karakter dan moralitas pada anak-anak. 

Saat ini, kita harus bersama-sama mengevaluasi sistem pendidikan dan mendalaminya lebih dalam lagi. Kita perlu mempertimbangkan bagaimana kita dapat memperkuat pendidikan karakter dalam kurikulum serta melibatkan lebih banyak peran orang tua dalam mendukung perkembangan anak-anak. 

Darurat kekerasan ini tidak boleh diabaikan. Karena hal itu adalah alarm kepada kita semua untuk bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun