.
.
.
Mataku kembali sembab, sama ketika aku berangkat ke Flumen siang ini. Tanganku memegang erat batu citrine yang diberikan Saga, benda itu mengilat dibawah lampu dalam bus. batu ini adalah satu satunya bukti bahwa aku memang bersama dengannya siang ini, bukti bahwa dia, mungkin lebih tepatnya aku, menepati janjiku. Janjiku untuk mengunjunginya.
Kurasa aku salah ketika berkata "sampai jumpa lagi." Dan kurasa aku faham apa yang dimaksudnya dengan "ingat aku ya." Tentu saja, Saga, aku takkan melupakanmu.
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H