Tanpa aba-aba, obor yang menyala di tangan orang-orang kampung itu kemudian ikut melayang secara bersamaan ke atap rumah laki-laki itu, seketika atap rumah itu telah dilahap si jago merah, bumbungan api besar menyala dengan ganas dan dengan cepat merembet membakar apa saja yang menghalangi jalan takdirnya, dalam waktu kurang dari satu jam, bentuk rumah mungil itu telah berubah jadi arang beserta dengan seluruh isi-isinya dan juga penghuninya.
Keesokan harinya, dari keterangan polisi yang dimuat di surat kabar sore, baru diketahui duduk perkaranya, bahwa orang-orang kampung itu tersulut emosi dan amarahnya karena telah mendapatkan informasi yang belum jelas kebenarannya, mereka mempercayai bahwa keluarga laki-laki itu telah melakukan penghinaan terhadap seorang guru agama.
Isu itu tersebar dengan cepat melalui penuturan langsung anak-anak orang kampung itu sendiri. Celakanya gurunya Software itu membenarkan kabar berita itu hingga isu dimakan bulat-bulat tanpa ada keinginan untuk mengkonfirmasi ulang kepada laki-laki naas itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H