Mohon tunggu...
Ainur Rohman
Ainur Rohman Mohon Tunggu... Nelayan - Pengepul kisah kilat

Generasi pesisir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembali Pulang

1 November 2018   08:11 Diperbarui: 1 November 2018   10:06 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa aba-aba, obor yang menyala di tangan orang-orang kampung itu kemudian ikut melayang secara bersamaan ke atap rumah laki-laki itu, seketika atap rumah itu telah dilahap si jago merah, bumbungan api besar menyala dengan ganas dan dengan cepat merembet membakar apa saja yang menghalangi jalan takdirnya, dalam waktu kurang dari satu jam, bentuk rumah mungil itu telah berubah jadi arang beserta dengan seluruh isi-isinya dan juga penghuninya.

Keesokan harinya, dari keterangan polisi yang dimuat di surat kabar sore, baru diketahui duduk perkaranya, bahwa orang-orang kampung itu tersulut emosi dan amarahnya karena telah mendapatkan informasi yang belum jelas kebenarannya, mereka mempercayai bahwa keluarga laki-laki itu telah melakukan penghinaan terhadap seorang guru agama.

Isu itu tersebar dengan cepat melalui penuturan langsung anak-anak orang kampung itu sendiri. Celakanya gurunya Software itu membenarkan kabar berita itu hingga isu dimakan bulat-bulat tanpa ada keinginan untuk mengkonfirmasi ulang kepada laki-laki naas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun