Mohon tunggu...
Mustofa Ludfi
Mustofa Ludfi Mohon Tunggu... Lainnya - Kuli Tinta

Bapak-bapak Beranak Satu :)

Selanjutnya

Tutup

Roman

Siluet-Buku I (Tuhan Maha Pemberi Kejutan)-10

2 September 2024   20:57 Diperbarui: 2 September 2024   21:06 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tidak menduga seramai ini." Lalang mengomentari pendemo Pak Djan. Aven hanya diam. Ia dulu juga seperti itu. Kalimat yang sama. Mimik muka yang sama. Sehati? Mirna bilang, itu hanya kebetulan. Hidup itu banyak sekali kebetulannya. Sebab, manusia memang diciptakan seperti jejaring laba-laba. Saling terhubung. Terkoneksi. Nyetrum, celetuk Mirna.

 

"Kertosono bisa nyampai Jakarta berkat jasa Pak Djan!" Lumbung yang ganti mengomentari Lalang. Aven diam, lidahnya sudah berair. Sudah kepingin mengulang kenikmatan itu lagi.

 

"Parkir di sini saja. Kalau mendekat, kita tidak bisa keluar cepat," kata Lumbung sambil turun dari mobil. Disusul Aven dan Lalang.

 

"Lalang, mau campur apa hanya pecel saja atau mungkin tumpang saja?" tawar Lumbung pada Lalang.

 

"Campur saja. Kamu, Ven?" Lalang ganti menawari Aven.

 

"Akhirnya. Aku ikut kamu saja, Nona! Campur. Aku pesankan dua porsi!" jawab Aven penuh semangat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun