Â
"Oh, ya. Saya Fatma. Ini anak saya, Lumbung. Dan ini anak pungut saya, Aven." Kerlingan mata Bu Fatma hampir saja membunuh Aven.
Â
"Haah!? Bukan. Lumbung itu lebih mirip tetangga depan rumah. Tuh, orangnya lagi nyapu halaman," Aven memancing semua mata untuk menuju halaman rumah yang dimaksud Aven. Benar saja! Di halaman itu memang ada seorang ibu muda yang sedang menyapu halaman. Bu Marsyiah namanya. Bu Marsyiah adalah wanita dengan dua putri dan satu suami yang sedang berada di luar pulau Jawa. Bu Marsyiah pantatnya selalu megal-megol saat menyapu.
Â
"Mirip beneran, yah!" Kali ini Lalang terlihat mulai aktif. Kesan dingin yang ada di air mukanya lenyap sudah.Â
Â
Suasana semakin cair. Tapi Lumbung tidak terlibat banyak bicara. Dirinya hanya sibuk mencari perlindungan dari serangan mata Lalang. Lumbung seperti tidak berkutik. Beberapa kali sorot mata cantik Lalang bersarang tepat di bola mata dan dadanya.
Â
"Sudah-sudah. Mari kita makan. Saya juga belum makan. Tapi kalau Lumbung ini jatah makan keduanya. Mari semua. Jangan sungkan-sungkan. Anggap saja rumah sendiri!" ajak Bu Fatma.Â
Â