Mohon tunggu...
Ahmad Solo
Ahmad Solo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

The Hand of Brother | National Badass

27 Februari 2016   03:25 Diperbarui: 27 Februari 2016   03:29 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah mengkhayal tentang masa lalunya, kemudian sang Brother Usman pun berbicara.

Usman: Aku tahu kau masih sahabatku Salim, sampai sekarangpun. Tapi dalam politik sahabat adalah musuh yang paling berbahaya sekaligus mematikan, kau paham?

Salim: Lalu kenapa, kenapa USman!? Kenapa kau menuduhku begitu! Aku ini salah apa Usman?

Usman: Bukan kesalahaan, tapi mungkin akan terjadi. Jangan salah paham, saya sama sekali tidak menuduh anda.

Salim: Terus? (sambil mengusap air mata dengan tisu, padahal masih ada bekas ingusnya).

Usman: Ada suatu hal yang berbahaya bagi kami Rakun.

Salim: Apa itu?

Usman: "Hubungan dekatmu dengan Jenderal Hendro Faisal lah yang membuatku berpikir seperti begitu!"

Salim: (masih mengusap air matanya)n Tapi hubunganku antara Jenderal Hendro cuma urusan bisnis saja. Tidak ada hubungan politis atau apa, cuma sebatas bisnis saja.

Riyadi: Jenderal Hendro itu atasannya Rommy pak!!! TAHU!

Salim: HEh diam kau setan! Aku masih marah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun