Mohon tunggu...
Ahmad Iqbal Athok Illah
Ahmad Iqbal Athok Illah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Pelajar SMAN 3 KOTA MOJOKERTO

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orangtua

18 November 2024   19:33 Diperbarui: 18 November 2024   19:42 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rina mendekat, meletakkan tangannya di bahu Dina. "Aku tahu ini berat, Din. Tapi kamu harus kuat. Ibumu pasti nggak mau lihat kamu terus begini."

Dina hanya mengangguk kecil. Tapi di dalam hatinya, ia merasa hancur.

---

Hari demi hari berlalu. Dina tetap menghabiskan waktu di rumah sakit, menjaga ibunya yang masih belum sadar. Dokter mengatakan ibunya mengalami koma akibat kelelahan fisik yang parah, dan masa pemulihan akan sangat bergantung pada kekuatan tubuhnya.

Setiap kali Dina melihat wajah ibunya yang diam tak bergerak, ia teringat pertengkaran terakhir mereka. Kata-kata kasarnya terus terngiang di kepala, seperti sebuah beban yang tak bisa ia lepaskan.

Sore itu, Dina sedang duduk di kursi dekat jendela rumah sakit, memandangi buku catatannya yang berisi cerita pendek. Ia sudah menuliskan cerpen yang akan diikutsertakan dalam lomba, tapi ia merasa tidak pantas melanjutkan.

"Din, kamu masih mau ikut lomba itu, kan?" tanya Rina, yang datang membawa makanan.

Dina menatap temannya dengan bingung. "Gimana aku bisa, Rin? Ibu kayak gini. Aku nggak mungkin ninggalin dia."

"Tapi, bukannya ini yang ibumu mau?" kata Rina, duduk di samping Dina. "Aku yakin, kalau ibumu sadar, dia pengen lihat kamu terus maju. Dia udah berjuang keras buat kamu bisa ikut lomba itu. Jangan sia-siakan, Din."

Dina menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata. Kata-kata Rina masuk akal, tapi hatinya masih penuh dengan keraguan.

"Kalau kamu menang, Din, itu bakal jadi hadiah terbesar buat ibumu. Percaya deh," lanjut Rina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun