---
Di sekolah, Dika mulai berbagi pemikirannya dengan teman-temannya. "Kalian tahu, hidup itu seperti perjalanan. Terkadang kita tersesat, tapi itu yang membuatnya menarik," ujarnya saat istirahat.
"Andaikan semua orang berpikir seperti kamu, Dika. Hidup jadi lebih asyik!" kata Andi dengan senyuman.
Dika tersenyum. Mungkin, ia tidak sendiri dalam perjalanan ini.
Semakin lama, Dika merasa lebih percaya diri. Ia mulai berani berbicara di depan kelas, menyampaikan pemikiran dan pandangannya tentang kehidupan. "Kita semua punya cerita, dan setiap cerita itu berharga," katanya di hadapan teman-teman sekelasnya.
---
Suatu hari, Nia menanyakan, "Jadi, apa rencanamu selanjutnya, Dika?"
"Entahlah. Mungkin aku akan belajar lebih banyak tentang hal-hal yang membuatku penasaran. Dan tentu saja, menulis lebih banyak," jawab Dika.
"Kalau begitu, aku dukung kamu!" Nia tersenyum.
Dika merasakan dukungan itu, dan itu membuatnya merasa lebih kuat. Ia mulai aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah dan komunitas. Ia bahkan menjadi anggota klub sastra, tempat ia bisa mengekspresikan diri dan belajar dari orang lain.
---