---
Setelah kelas, Dika dan Nia berjalan pulang bersama. "Kamu harusnya lebih percaya diri, Dika. Tidak semua orang harus punya rencana hidup yang jelas," Nia menyemangati.
"Aku tahu, tapi kadang aku merasa seperti tersesat. Seolah-olah aku berputar-putar tanpa tujuan," keluh Dika.
Nia berpikir sejenak. "Mungkin kamu perlu waktu untuk menjelajah. Aku dengar ada hutan di pinggiran kota ini. Kenapa kita tidak pergi akhir pekan ini?"
---
Akhir pekan pun tiba. Dika dan Nia berangkat menuju hutan yang diceritakan. Setelah berjalan beberapa menit, mereka menemukan jalan setapak yang dikelilingi pepohonan tinggi. Suara burung berkicau menambah suasana ceria.
"Lihat, Dika! Betapa indahnya!" Nia berteriak. Dika tersenyum, merasakan kedamaian yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Mungkin, di sinilah aku bisa menemukan jawaban," gumam Dika pelan.
---
Setelah berjalan cukup jauh, mereka berhenti di sebuah tebing kecil. Dari situ, mereka bisa melihat pemandangan yang luar biasa: hutan lebat, sungai mengalir, dan langit biru cerah.
"Nia, kadang aku merasa kita hanyalah debu di alam semesta ini. Seberapa pentingkah kita?" Dika bertanya dengan serius.