"Anda benar, Dok. Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Langkah saya berakhir sampai disini. Terima kasih atas semuanya," ungkapnya kecewa.
"Jangan terlalu keras pada diri anda, Inspektur! Anda sudah melakukan yang terbaik. Saatnya anda berbesar hati. Itu lebih baik bagi anda," nasihatnya.
.........
Sepuluh bulan kemudian
Rumah mewah bergaya Eropa klasik itu kedatangan seorang perempuan muda dengan penampilan modis dan menarik pagi itu. Dengan rambut panjang yang diikat, wajahnya tampak sumringah. Ia datang dalam rangka penugasan dari tempat kerjanya.
Dengan fisik yang tampak bugar dan segar, orang-orang pasti tidak akan menyangka jika ia pernah dirawat intensif di sebuah rumah sakit jiwa. Selesai menjalani psikoterapi selama lima bulan, ia diperbolehkan pulang oleh Dokter Sarah. Dalam penilaian sang dokter, ia dinyatakan sudah cukup memenuhi syarat untuk kembali ke tengah masyarakat. Walaupun begitu, ia masih harus mengonsumsi obat-obatan dan kontrol rutin tiap bulan.
Meski sedikit risau dengan penampilannya, ia tampak antusias untuk beraktivitas kembali setelah sekian lama bergelut dengan masalahnya. Tanpa ragu ia menekan bel yang ada di sebelah pintu kayu dobel yang lebar dan tinggi itu. "Ding dong!" Tak lama kemudian seorang wanita tua keturunan Tionghoa dengan memakai tongkat jalan, muncul dari balik pintu.
"Selamat pagi, Bu! Saya Ranti yang sudah dihubungi sebelumnya. Jika diizinkan, saya akan sangat senang membantu disini," sapanya ramah.
"Oh iya. Silahkan, masuk! Saya sudah menunggu dari tadi," jawabnya.
Senyum merekah menghiasi wajahnya saat melangkah masuk rumah sambil berjalan berdampingan dengan si tuan rumah yang tampak mulai mengakrabkan diri dengan calon perawatnya.
(SELESAI)