Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ranti (3/3)

30 Juli 2022   10:01 Diperbarui: 30 Juli 2022   10:07 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(wallpaperbetter.com)

"Saya tidak tahu, Dok," jawabnya.

"Tapi semua bukti itu jelas menunjukkan bahwa anda telah bohong," cecarnya.

"Kalaupun saya yang melakukannya, saya sendiri tidak sadar pernah melakukan hal itu," katanya.

"Jadi menurut Ranti, ada diri Ranti yang lain yang melakukan hal itu," ujarnya.

"Entahlah. Bagaimana menurut Dokter?" ucapnya.

Setelah mendeteksi adanya kemungkinan kelainan itu, Dokter Sarah segera memusatkan perhatiannya pada upaya pengungkapan sosok lain dalam diri Ranti di sesi selanjutnya. Ia mencatat dan merekam setiap gerak-gerik Ranti selama sesi berlangsung. Perlahan tapi pasti pengungkapan itu mulai membuahkan hasil. Berkat kerja kerasnya, maka teridentifikasi ada satu kepribadian lain selain kepribadian host pada diri Ranti.

Tanpa menggelari dirinya dengan nama lain, kepribadian itu memiliki perbedaan mencolok yakni dari segi penampilan dan pembawaan. Ranti yang ke-2 tampak lebih feminin, suka berdandan, dan senang mengenakan aksesori. Sifatnya ceria, gaul, dan sangat ekspresif. Namun saat yang bersamaan pribadinya bisa mendadak berubah jadi sensitif, labil, dan rapuh.

Terkait penyebab dari gangguan mental itu, Dokter Sarah belum bisa memastikan. Namun yang jelas bukan karena faktor genetik, lingkungan, dan efek samping obat atau penyakit lain. Saat ditanyakan tentang pengalaman buruk atau traumatis di masa kecil, Ranti mengatakan tidak ingat akan hal itu. Ia lantas menyinggung ibunya dan berharap ia mungkin bisa membantu Dokter Sarah.

........
 
Atas inisiatif dan bantuan Inspektur Vito, Ibu Ranti dihadirkan guna keperluan pemeriksaan yang tengah dilakukan Dokter Sarah. Ibu Ranti tampak sedih setelah bertemu dengan sang anak yang sedang dirundung masalah besar. Dalam suasana yang berat itu, Dokter Sarah coba menenangkan dan mewawancarainya.

"Bisa Ibu ceritakan masa kecil Ranti?" tanyanya.

"Saya rasa Ranti kecil biasa saja. Tidak berbeda dari anak-anak pada umumnya di desa kami. Ia tumbuh dan berkembang seperti layaknya anak-anak lain semasanya. Kami hidup sangat sederhana di pedesaan yang terbilang melosok. Suami saya petani dan saya sendiri mengurus rumah tangga. Listrik pun belum ada saat itu. Penerangannya masih seadanya. Namun ada suatu peristiwa yang tidak akan pernah terlupakan bagi kami sekeluarga. Ranti berumur enam tahun saat mengalami peristiwa misterius itu. Sudahkah hal itu diceritakan ke Bu Dokter?" ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun