b. Sikap dan Perilaku
Habitus juga mencakup sikap dan perilaku yang muncul sebagai respons terhadap situasi sosial. Ini mencakup cara individu berinteraksi dengan orang lain, cara mereka mengambil keputusan, dan bagaimana mereka merespons tantangan. Misalnya, individu dengan habitus yang kuat dalam kepatuhan pajak mungkin akan lebih cenderung untuk memenuhi kewajiban perpajakan mereka.
c. Pengalaman Sosial
Habitus terbentuk melalui pengalaman sosial yang berulang. Proses ini melibatkan interaksi dengan keluarga, teman, komunitas, dan institusi sosial lainnya. Pengalaman ini membentuk cara individu melihat dunia dan berperilaku di dalamnya. Misalnya, pengalaman positif dalam berkontribusi pada masyarakat dapat membentuk habitus yang mendorong individu untuk terlibat dalam kegiatan sosial.
Proses Pembentukan Habitus
a. Internalisasi
Habitus terbentuk melalui proses internalisasi, di mana individu menyerap nilai-nilai dan norma-norma dari lingkungan sosial mereka. Proses ini tidak selalu disadari; seringkali, individu tidak menyadari bahwa mereka mengadopsi pola pikir dan perilaku tertentu. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang menekankan pentingnya kerja keras dan disiplin akan menginternalisasi nilai-nilai tersebut, yang kemudian mempengaruhi cara mereka berperilaku di masa dewasa.
b. Dialektika antara Struktur dan Agensi
Bourdieu menekankan bahwa habitus merupakan hasil dari dialektika antara struktur sosial dan agensi individu. Struktur sosial mencakup norma, nilai, dan praktik yang ada dalam masyarakat, sementara agensi merujuk pada kemampuan individu untuk bertindak dan membuat pilihan. Habitus berfungsi sebagai jembatan antara keduanya, memungkinkan individu untuk beroperasi dalam struktur sosial sambil tetap memiliki kemampuan untuk membuat keputusan.
Fungsi Habitus dalam Tindakan Sosial
a. Panduan Tindakan
Habitus berfungsi sebagai kerangka kerja yang memandu tindakan individu dalam konteks sosial tertentu. Ini membantu individu untuk menavigasi situasi sosial dengan cara yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Misalnya, dalam konteks bisnis, seorang pengusaha dengan habitus yang kuat dalam etika bisnis mungkin akan lebih cenderung untuk menjalankan praktik bisnis yang transparan dan bertanggung jawab.