Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[AAA] Cersil Usil is Back: Penyerbuan ke Palmerah

31 Januari 2016   20:41 Diperbarui: 31 Januari 2016   20:55 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Dasar gemblung! Jangan coba-coba menggangguku karena aku punya kakak yang salah koordinat. Ia seharusnya dilahirkan dan dibesarkan di kandang pit bull.”

“Tapi keris kanoman itu apa? Kenapa saya baru dengar? Apa itu jenis keris model tertentu?”

“Yang penting bundesliga tetap jaya, Bro. Urusan yang lain ga peduli. Adik kelas mana adik kelas…?!”

“Hak… hak… hak…! Siapa itu yang manggil-manggil saya? Mau tek timpuk pake bidak-bidak catur andalan saya apa? Hak… hak… hak…!”

***

Tap! Tap! Tap! Tap! Tap!

Satu persatu sosok manusia gagah mendarat di hadapan Bay, yang tanpa basa-basi langsung merangkul pundak Bay sambil berteriak-teriak dengan amat hingar.

“Hahaha…! Dicari kemana-mana tak ketemu, ternyata tengah asyik di tebing bersama… eh, ehem…!” teriak Mbah Mupeang melirik Na, sambil melempar-lempar papan caturnya ke udara dengan gerakan ular melingkar di atas pagar.

“Sudahlah, Peang, jangan menggoda terus. Bagaimanapun juga, Bro kita ini selain Pemimpin Liga Pendekar Nusantara, sekarang telah menjadi Kongcu Tebing Jomblo Berjoged bersama Lihiap cantik ini” goda Elde, membuat Pendekar Pedang Hujan yang berdiri di samping Bay tersipu malu.

“Itu Pak Ngah sama Pak Mude ga usah lebay. Sini kita kumpul semua!” ledek Mahaguru Jati sambil memilin-milin kumis kucing pink kesayangannya dengan amat mesra, membuat Aldy dan Pebrianov mau tak mau merapat walau dengan agak bersungut.

“Sayang Vahami tidak bisa ikut ke tempat ini,” sesal Suyono Apol Si Pendekar Di Atas Langit Ada Langit. “Hey, lihat! Siapa yang baru hadir itu…!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun