sebab sebuah kota memang tak tegak dalam bilangan hari
Tebing Jomblo Berjoged, Waktu Indonesia Bagian Pemilihan Bengcu Gocap.
Tengah asyiknya Bay dan Na mematangkan gabungan Jurus Pedang Hujan dan Pukulan Kitab Catatan Seorang Sufi, ketika sebuah celana menyerang dengan amat lesat, membawa serta kekuatan yang tidak olah-olah dahsyatnya.
Tak sempat berpikir panjang, tubuh Bay berpusing lebih cepat, sambil tangannya menjentik dengan jurus Menyentil Admin Menjewer Ketidak adilan, yang merupakan penyempurnaan dari jurus Menyentil Koruptor Keluar Grup pada episode Gerus Timbunan dulu.
Tapi agaknya jalur tenaga yang terdapat dalam serangan celana tersebut bersifat im, lembut juga dingin, membuat selentikan Bay serasa membentur kapas dan membal ke diri sendiri dengan sengatan dingin menyerang melalui jemarinya.
Menyadari situasi yang kurang menguntungkan, Na yang mengambang satu depa di atas kepala Bay sontak membabatkan pedangnya dengan jurus Dari Hujan ke Hujan Kita Menggigil Bersama, yang disambung dengan sabetan Bersama Gerimis Menghapus Sedih yang Mengiris.
Sret! Bret…!!!
Celana sobek pas di antara kedua pipa kaki, untuk kemudian terdorong dan meluncur ke balik tebing, membuat Bay yang tersulut emosinya mengejar dengan Langkah Bayangan Mengejar Sinar andalannya.
Belum lagi Bay berhasil mengejar celana tersebut, ketika Na berteriak memberi peringatan.
“Hati-hati terhadap jurus Mengecup Embun Melindungi Hutan, Bay…!!!”