Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

#2: Dongeng untuk Jokowi

21 Desember 2015   05:11 Diperbarui: 23 Januari 2016   08:34 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekilas lirik, sepertinya tak kurang dari enam belas belas orang yang hadir di sana, yang nyaris kesemuanya berusia tak berbeda dengan yang membawaku, menobatkanku secara otomatis sebagai orang ke-delapan belas yang hadir di ruangan ini.

“Silakan duduk,” ucap pria setengah baya tersebut, setelah sebelumnya ia berjalan menuju kursi utama.

Wajahku agak panas ketika belasan sosok berbatik rapi tersebut menatapku dengan pandang sinis. Terutama menatap kemeja flanel motif kotak-kotak yang kugulung sebatas siku, yang berbanding seratus delapan puluh derajat dengan seragam kebesaran mereka yang licin mengkilap.

“Keberatan, Bapak Ketua! Saya keberatan duduk bersama anak muda gondrong yang tidak jelas asal-usulnya ini!” protes bapak berbatik merah yang terhormat tersebut, yang langsung disambut riuh oleh yang lainnya. Ada yang pro, juga ada yang kontra, membuat darahku menggelegak. Terhina.

Pria setengah baya yang ternyata ‘Bapak Ketua’ tersebut mengangkat tangan, membuat hadirin sirap seperti semula.

Dan wajahku kembali memanas ketika Bapak Ketua tersebut, yang entah darimana dapatnya, membacakan biodataku kepada forum yang entah apa ini, lengkap dengan track record yang pernah kulakukan… sebanyak tiga puluh halaman penuh!

Alangkah hebatnya sumber data yang dimiliki oleh Bapak Ketua ini, hingga tahu sedetil itu tentangku, yang bahkan aku sendiri telah banyak yang lupa!

“Ada yang masih merasa keberatan?” tanya Bapak Ketua sambil mengedarkan pandangan ke seluruh yang hadir. “Jika tidak, mari kita mulai pembahasan tema kegiatan Presiden untuk bulan depan,” lanjutnya.

***

Aku benci berada di antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu, tapi kata-kata mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tertawa dan menipu diri sendiri menganggap hidup mereka baik-baik saja. Mereka berpesta dan membunuh anak kecil dalam diri mereka (‘Melihat Api Bekerja’ – M. Aan Mansyur).

“Jumlah Staf Penasihat Kepresidenan ini memang kebetulan sama persis dengan banyaknya anggota MKD yang menyidang SN kemarin, yang terdiri dari divisi-divisi multibidang, mulai dari Divisi Kebudayaan, Divisi Politik serta Divisi Bahasa. Dan saya memanggil Saudara untuk menempati Divisi Khusus di luar dari yang telah ada, agar ‘pintu utama’ Pertimbangan Kebijakan Presiden, tak turut terjebak dalam kesalahan yang sama menggelikannya.” terang Bapak Ketua kepadaku, usai pertemuan yang amat menjemukan barusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun