*Na
tak perlu ku bertanya
tentang apa itu cinta
pada insan juga dunia
karena cinta tetaplah hanya cinta
hati yang merasa
Kembali mereka berdua saling bertukar tatap mata, untuk kemudian melayang bersama menuju tepi tepi telaga.
Pandangan mereka tak berhenti melekat satu sama lain. Juga tangan yang terus saling mnggenggam itu, hingga senja hadir memberi kesadaran betapa jauh di dalam hati, Bay merasa bahwa dirinya tak lebih dari manusia yang benar-benar biasa saja.
Untuk yang ke sekian kalinya mereka berdua larut dalam tatapan penuh cinta, memberi kesadaran bahwa sehebat apapun seseorang, tak peduli bahkan jika dia adalah pendekar terhebat yang pernah mengguncang jagad, pada akhirnya tetap saja tak mampu menahan gempuran jurus sederhana, yang pernah dikenal sebagai: Cinta.
lapar dapat kutahan
juga semua derita
dan beban
tapi tidak dengan cinta
Secangkir Kopi Legenda Silat Indonesia, Babad yang ke-8, Thornvillage-Kompasiana, 101015..
- Puisi utama dalam cersil usil ini berjudul “Setitik Haru Selaksa Rindu”, merupakan ‘jam session’ antara Bay dan Na, beberapa saat setelah menikah…^_
- Proses kreatifnya dilakukan berdampingan di dalam kamar melalui daring, sebagai nostalgia awal perkenalan melalui dunia maya, yang setelah beberapa waktu terjebak ke kisah yang penuh liku lalu berakhir menuju gerbang pernikahan. Berbalas puisi sebait-sebait secara bergantian di medsos dalam satu periode waktu.. sambil sesekali bertukar senyum… yang entah haru entah bahagia.