Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Demi Menolong Na, Tak Peduli Meski Terkena ‘Jalan Api Menuju Neraka’

9 Oktober 2015   23:02 Diperbarui: 9 Oktober 2015   23:32 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Na

tak perlu ku bertanya 
tentang apa itu cinta
pada insan juga dunia

karena cinta tetaplah hanya cinta
hati yang merasa

Kembali mereka berdua saling bertukar tatap mata, untuk kemudian melayang bersama menuju tepi tepi telaga.

Pandangan mereka tak berhenti melekat satu sama lain. Juga tangan yang terus saling mnggenggam itu, hingga senja hadir memberi kesadaran betapa jauh di dalam hati, Bay merasa bahwa dirinya tak lebih dari manusia yang benar-benar biasa saja.

Untuk yang ke sekian kalinya mereka berdua larut dalam tatapan penuh cinta, memberi kesadaran bahwa sehebat apapun seseorang, tak peduli bahkan jika dia adalah pendekar terhebat yang pernah mengguncang jagad, pada akhirnya tetap saja tak mampu menahan gempuran jurus sederhana, yang pernah dikenal sebagai: Cinta.

lapar dapat kutahan

juga semua derita

dan beban

tapi tidak dengan cinta

Secangkir Kopi Legenda Silat Indonesia, Babad yang ke-8, Thornvillage-Kompasiana, 101015..

  • Puisi utama dalam cersil usil ini berjudul “Setitik Haru Selaksa Rindu”, merupakan ‘jam session’ antara Bay dan Na, beberapa saat setelah menikah…^_
  • Proses kreatifnya dilakukan berdampingan di dalam kamar melalui daring, sebagai nostalgia awal perkenalan melalui dunia maya, yang setelah beberapa waktu terjebak ke kisah yang penuh liku lalu berakhir menuju gerbang pernikahan. Berbalas puisi sebait-sebait secara bergantian di medsos dalam satu periode waktu.. sambil sesekali bertukar senyum… yang entah haru entah bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun